Perhutani Terima Penghargaan Xylarium

SINDONEWS.COM (28/09/2018) | Perum Perhutani menerima penghargaan kontributor spesimen terbesar untuk Xylarium Bogoriense dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Pemberian penghargaan ini diberikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar kepada Dirut Perhutani Denaldy M Mauna di sela acara Festival KPH Tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan di Hutan Pinus Asri di Mangunan, Dlingo, Bantul. Perhutani menerima penghargaan untuk kategori pelaku usaha.

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam sambutannya di hadapan presiden Joko Widodo juga melaporkan pemberian penghargaan ini. Penghargaan pengumpulan spesimen kayu ini diberikan kepada Universitas Riau, Dinas Kehutanan Jatim dan Perhutani.

Menurut Siti Nurbaya Bakar, Xylarium Bogoriense adalah perpustakaan kayu yang berfungsi sebagai rujukan data dan pemetaan jenis kayu. “Bapak Presiden, yang saat ini di miliki Indonesia menurut International Federation Of Associations Of Anatomists merupakan Xylarium no satu di dunia dengan koleksi 192.395 spesicemn kayu,” terang Siti Nurbaya, Jumat (28/9/2018). Sebagai pembanding, lanjut Siti Nurbaya, Belanda memiliki 125.000 spesimen kayu, Amerika Serikat 105.000 pesimen dan Belgia 69.000 spesimen kayu.

Direktur Perhutani Denaldy M Mauna memberikan apresiasi positif kepada Kementrian LHK atas pemberian penghargaan ini. Pihaknya akan terus berupaya memperbanyak sampel agar koleksi Xylarium makin banyak. Menurut Denaldy sebelumnya Indonesia menempati urutan ke empat koleksi sampel kayu. ”Namun atas kontribusi semua pihak termasuk Perhutani saat ini Indonesia menempati urutan nomer satu di dunia dengan koleksi spesimen kayu terbanyak,” terangnya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani Yahya Ami meembahkan kedepan Perhutani juga akan membuat Xyalrium sendiri. Rencananya Xyalrium akan dibuat di Cepu. “Setiap penebangan pohon KPH kita instruksikan untuk membuat sampel” tegasnya.

Ada tiga ketegori penghargaan yang diberikan yakni kategori pelaku usaha dimenangkan oleh Perhutani, kategori Dinas Kehutnan dimenangkan opleh Dinas Kehutanan Jatim dan Kategori Universitas yangd imenandgkan oleh Universitas Riau. “Dari ketiga kategori tu Perhutani tetap paling banyak yang mengirim spesiman,” terangnya.

Untuk diketahui, guna pengembangan Iptek dan dokumentasi, jenis-jenis kayu perlu dikoleksi dalam xylarium. Xylarium adalah bangunan atau ruangan di mana koleksi berbagai jenis kayu dikumpulkan, dicatat, ditata, dirawat, dan disediakan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Di Indonesia, Xylarium Bogoriense 1915 adalah satu-satunya xylarium yang telah tercatat dalam Index Xylariorum, Instuonal Wood Collecon of the World sejak tahun 1975 (kode BZFw), dan tercatat dalam Index Herbariorum Indonesianum. Xylarium ini terdapat di Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH), Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Bogor.

Perum Perhutani menerima penghargaan kontributor spesimen terbesar untuk Xylarium Bogoriense dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Pemberian penghargaan ini diberikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar kepada Dirut Perhutani Denaldy M Mauna di sela acara Festival KPH Tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan di Hutan Pinus Asri di Mangunan, Dlingo, Bantul. Perhutani menerima penghargaan untuk kategori pelaku usaha.

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam sambutannya di hadapan presiden Joko Widodo juga melaporkan pemberian penghargaan ini. Penghargaan pengumpulan spesimen kayu ini diberikan kepada Universitas Riau, Dinas Kehutanan Jatim dan Perhutani.

Menurut Siti Nurbaya Bakar, Xylarium Bogoriense adalah perpustakaan kayu yang berfungsi sebagai rujukan data dan pemetaan jenis kayu.

“Bapak Presiden, yang saat ini di miliki Indonesia menurut International Federation Of Associations Of Anatomists merupakan Xylarium no satu di dunia dengan koleksi 192.395 spesicemn kayu,” terang Siti Nurbaya, Jumat (28/9/2018). Sebagai pembanding, lanjut Siti Nurbaya, Belanda memiliki 125.000 spesimen kayu, Amerika Serikat 105.000 pesimen dan Belgia 69.000 spesimen kayu.

Direktur Perhutani Denaldy M Mauna memberikan apresiasi positif kepada Kementrian LHK atas pemberian penghargaan ini. Pihaknya akan terus berupaya memperbanyak sampel agar koleksi Xylarium makin banyak. Menurut Denaldy sebelumnya Indonesia menempati urutan ke empat koleksi sampel kayu. ”Namun atas kontribusi semua pihak termasuk Perhutani saat ini Indonesia menempati urutan nomer satu di dunia dengan koleksi spesimen kayu terbanyak,” terangnya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani Yahya Ami meembahkan kedepan Perhutani juga akan membuat Xyalrium sendiri. Rencananya Xyalrium akan dibuat di Cepu. “Setiap penebangan pohon KPH kita instruksikan untuk membuat sampel” tegasnya.
Ada tiga ketegori penghargaan yang diberikan yakni kategori pelaku usaha dimenangkan oleh Perhutani, kategori Dinas Kehutnan dimenangkan opleh Dinas Kehutanan Jatim dan Kategori Universitas yangd imenandgkan oleh Universitas Riau. “Dari ketiga kategori tu Perhutani tetap paling banyak yang mengirim spesiman,” terangnya.

Untuk diketahui, guna pengembangan Iptek dan dokumentasi, jenis-jenis kayu perlu dikoleksi dalam xylarium. Xylarium adalah bangunan atau ruangan di mana koleksi berbagai jenis kayu dikumpulkan, dicatat, ditata, dirawat, dan disediakan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Di Indonesia, Xylarium Bogoriense 1915 adalah satu-satunya xylarium yang telah tercatat dalam Index Xylariorum, Instuonal Wood Collecon of the World sejak tahun 1975 (kode BZFw), dan tercatat dalam Index Herbariorum Indonesianum. Xylarium ini terdapat di Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH), Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Bogor.

Sumber : sindonews.com
Tanggal : 28 September 2018