Perum Perhutani Bakal Meningkatkan Pendapatan dari Segmen Bisnis Wisata

TRIBUNNEWS.COM (10/07/2019) | Selain melakukan diversifikasi bisnis ke bio massa perusahaan, Perum Perhutani juga melakukan penguatan bisnis yang sudah ada.

Perhutani bakal memperbesar porsi pendapatan dari segmen bisnis wisata yang potensinya cukup baik ke depannya.

Denaldy Mulino Mauna, Direktur Utama Perum Perhutani, mengatakan, saat ini gondorukem-terpentin dan kayu jati masih mendominasi pendapatan perusahaan.

Pendapatan dari gondorukem-terpentin mencapai 49 persen dan kayu jati sebesar 39 persen dari total pendapatan tahun lalu Rp 4,38 triliun.

“Memang kontribusi ecopark masih kecil, ketika saya masuk baru dua persen hingga tiga persen, lalu kami lakukan rebranding itu namanya canopy ada assesment dan standarisasi ini (kontribusinya) terus meningkat,” kata Denaldy, Selasa (9/7/2019).

Sekadar informasi, Perhutani mengelola banyak destinasi wisata berbasis alam baik pantai maupun pegunungan.

Sampai dengan tahun lalu, tercatat sebanyak 641 destinasi wisata yang dikelola Perhutani baik bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), pemda maupun investor.

Di antara objek wisata yang dikelola Perhutani adalah Pantai Mengganti, Pantai Tiga Warna, Pantai Papuma, Pantai Pulo Merah, Kawah Putih, Gungung Prau, Gunung Galunggung, Sikadang Crater, Curug Pelangi, Curug Cilember, Coban Randu, dan Gunung Slamet.

Untuk memperbesar segmen wisata, manajemen berencana untuk membangun Eco-Theme Park kelas dunia yang terdiri dari theme park, safari park, adventure park dan water park.

Saat ini, rencana tersebut masih terus dimatangkan dengan berkoordinasi dengan kementerian terkait.

“Lokasinya sekitar Jawa Barat, kami tahun lalu sudah susun pre feasibility study (FS), itu lokasinya bagus karena (antara) Jakarta dan Jawa Barat, itu populasinya yang paling banyak. Perkiraan investasinya miliaran dolar, nanti akan pakai lahan perhutani,” lanjutnya.

Namun saat ini prosesnya masih tahap awal, perusahaan masih menyusun rencana dan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN, KLHK dan Pariwisata untuk bisa merealisasikan hal tersebut.

Termasuk menggandeng partner strategis untuk menggarap rencana tersebut.

“Kami lagi muter beberapa kementerian untuk menentukan desain dan lainnya, itu masih dalam proses. Tahun ini prosesnya mungkin masih pada aspek feasibility study,” lanjutnya.

Nantinya, Eco-Theme Park kelas dunia itu juga bakal menggunakan energi terbarukan untuk energi listriknya.

Mulai dari penggunaan bio massa, solar panel maupun micro hydro melalui aliran sungai.

Kendati tak merinci kapan proyek tersebut akan terealisasi, namun nantinya proyek anyar tersebut akan berkontribusi cukup baik terhadap bisnis wisata Perhutani.

 
Sumber : tribunnews.com
Tanggal : 10 Juli 2019