Perum Perhutani Catat Laba Rp316 Miliar

METROTVNEWS.COM (8/8/2017) | Perum Perhutani mencatat laba sebesar Rp 316,23 miliar sampai kuartal dua (Q2) 2017. Jumlah itu meningkat 236 persen dibanding Year of Year (YoY) 2016 yang merugi Rp 383,89 miliar.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengatakan, kinerja keuangan yang positif sampai dengan Q2 2017 itu karena upaya transformasi bisnis yang dilakukan. Hasil yang didapat juga ditopang dengan penurunan biaya pokok penjualan dan biaya usaha.
“Meskipun dari sisi pendapatan juga belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani,” kata Denaldy dalam keterangan tertulisnya, Selasa 8 Agustus 2017.
Denaldy menyatakan, keberhasilan itu bagian dari rangkaian transformasi bisnis yang tengah dilakukan di perusahaan pelat merah tersebut. Sejak memimpin Perum Perhutani, akhir Agustus 2016, kondisi perusahaan diklaim menunjukan kinerja yang terus memburuk dari sisi kinerja keuangan, operasional serta kualitas sumberdaya hutannya. Data statistik lima tahun terakhir (2010–2015) menggambarkan secara objektif kondisi tersebut.
“Dan tahun 2016 merupakan tahun tersulit, yang mengharuskan perusahaan bertransformasi dengan cepat bila ingin tetap eksis,” ungkapnya.

Transformasi Perhutani
Keputusan transformasi bisnis di Perum Perhutani diterapkan dengan melakukan lima tahapan transformasi, yakni Situation Analysis, Management Change, Emergency Actions, dan Business Restructuring. Perum Perhutani terus mendorong tercapainya kondisi Normal to Growth fokus pada empat aspek utama finance, operation, organization dan culture/people.
Bulan pertama memimpin perusahaan, Denaldy menjalankan transformasi tahap pertama, yakni melakukan asesmen singkat kinerja perusahaan dengan bertemu para pemangku kepentingan internal persuhaan. Mereka yakni eluruh perwakilan dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) unit manajemen terkecil di Perhutani dan stakeholder eksternal, termasuk para mitra kerja.
“Perhutani harus berubah atau punah. Transformasi bisnis tahap ke dua, dilakukan minimal untuk bertahan hidup. “Must Now Change To Survive” yaitu perubahan yang memungkinkan perusahaan bisa bernafas normal. Upaya-upaya termasuk peningkatan transparansi, market driven product and process, business process reengineering, performance based meritocracy,” jelasnya
Kemudian, fokus utama pada tiga bulan sampai akhir 2016, adalah menyelamatkan arus kas perusahaan, mendorong peningkatan penjualan produk terutama menghabiskan persediaan yang tertumpuk tiga kali dari normalnya. Efisiensi biaya melalui program CRP, serta efektif aktivitas melalui alat seperti PICA dan PDCA. “Demikian juga sinergi dengan anak-anak perusahaan akan diperkuat.”

Restrukturisasi Bisnis
Saat ini, kata Denaldy, Perhutani memasuki tahap ke empat transformasi, yaitu restrukturisasi bisnis. Langkah ini dibagi dua kelompok besar, yakni revitalisasi existing business dan new business development. Bagian existing business, akan dilakukan rebranding ecotourism. Sedangkan, bisnis yang tidak menguntungkan dikaji ulang, misal, usaha air minum dalam kemasan dan industri kayu.
Perhutani juga menyiapkan bisnis biomass. Sebab, ia menyebut prospek energi terbarukan ini sangat menjanjikan dan ramah lingkungan. Peluang kebutuhan energi terbarukan menggunakan woodpellet di dunia, kata dia, pertumbuhannya sebesar 2,7 juta ton per tahun (2010 2025).
Kebutuhan biomass memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu Ha dan menghasilkan 3.2 juta MT woodchips. Nilai woodchips ini, lanjutnya, bisa untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1.6 juta MT wood pellet.
“Artinya energi biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp 2 triliun per tahun. Kerjasama dengan investor Korea mulai dilakukan Perhutani untuk bisnis biomass ini dengan MoU untuk pengembangan 20.000 Ha beberapa waktu yang lalu,” bebernya.
Perhutani pun tengah mengembangkan proyek Perhutanan Sosial sinergi BUMN untuk mendukung program kedaulatan pangan, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, dan peningkatan fungsi kawasan hutan yang dicanangkan pemerintah. Belajar dari pengalaman pengelolaan kehutanan di Swedia dan Finlandia, Perhutani akan segera mengembangkan wisata WORLD CLASS ECOTHEME PARK bekerjasama dengan investor.
Senin 7 Agustus 2017, Perhutani telah menandatangani kesepakatan bersama tiga pihak, antara Perum Perhutani, BUMN Pengembang Destinasi Pariwisata Indonesia, dan perusahaan pengembang property multinasional Amerika Serikat yang memiliki pengalaman membangun theme park untuk rencana mengembangkan wisata di kawasan Bogor seluas 600 ha dengan investasi minimal US$ 1 miliar.
Saat ini, Perum Perhutani mengelola 236 lokasi wisata alam di dalam kawasan hutan, dan beberapa diantaranya tengah dilakukan rebranding produk, pelayanan dan pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas sesuai standar usaha wisata dunia.

Sumber : metrotvnews.com

Tanggal : 8 Agustus 2017