Perum Perhutani Genjot Kinerja

Suara Karya, Jakarta – Perum Perhutani terus menggenjot kinerjanya di akhir tahun ini. Hal ini dilakukan untuk mengejar target pendapatan tahun ini sebesar Rp 3,6 triliun, yang saat ini realisasinya baru mencapai 86 persen.

“Kami optimis bisa mencapai target. Paling tidak 95 persen,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, usai luanching Perhutani Green Pen Award, di Jakarta, Kamis (21 / 11). Menurutnya, rasa optimisme ini karena masih ada waku satu bulan sebelum tahun 2013 berakhir. Selain itu, menurutnya, secara umum kinerja perusahaan masih dalam performa bagus meski target pendapatan belum rampung 100 persen.

Ia menambahkan, pencapaian itu bisa direalisasikan dengan penjualan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yakni gondorukem. Produksi gondorukem, kata dia, memang menurun namun harga pasaran yang bagus. Hal itu yang membuat pendapatan bisa digenjot.

Bambang menambahkan, kinerja yang masih balk itu juga diikuti pencapaian laba sebesar Rp220 miliar. Kontribusi pendapatan itu, lanjutnya, memang masih disumbang oleh penjualan kayu sebesar 55 persen sisanya 45 persen dari produk hasil hutan bukan kayu (HHBK).

Dia berharap, kedepannya diupayakan HHBK bisa memberikan kontribusi lebih besar dari sebelumnya. “Paling tidak 50 banding 50, antara kayu dan hasil hutan bukan kayu,” katanya.Lebih lanjut dikemukakannya, kondisi pasar hasil hutan kayu yang baik memberikan kesempatan buat perusahaan untuk menaikkan target pendapatan 5-10 persen. “Tahun depan ditarget bisa R p4,2 triliun dan laba bisa Rp 270 miliar,” katanya.

Sementara itu, terkait Perhutani Green Pen Award, Bambang Sukmananto mengungkapkan, untuk mendukung dan lebih mensukseskan program menanam satu miliar pohon yang dicanangkan pemerintah, perlu didukung semua kalangan. Termasuk BUMN, swasta dan masyarakat.

Dalam partisipasinya, tambah Bambang, pihaknya menggelar Green Pen Award. Kegiatan ini bertujuan menggerakkan budaya menulis cerita tentang hutan dan lingkungan pada generasi muda. Kegiatan yang berbasis budaya ini bermanfaat untuk menumbuhkan kreativitas, mengasah dan me nanamkan kesadaran akan pentingnya hutan dan kesadaran untuk mencintai alam dan hutan. (Joko sriyono)

Suara Karya | 22 Nopember 2013 | Hal. 6

Share:
[addtoany]