Perum Perhutani KPH Probolinggo Berikan Sosisalisasi Manfaat Menjaga Hutan

RRI.CO.ID (14/9/2017) | Perum Perhutani KPH Probolinggo Jawa Timur terus berupaya memberikan pemahaman terhadap masyarakat terkait arti pentingnya menjaga kelestarian hutan negara.

Untuk itu Perum Perhutani KPH Probolinggo mengadakan konsultasi publik Controller Wood (CW) dan High Conservation Value Forest (HCVF) di gedung aula pertemuan KPH Probolinggo

Wakil Administratur / KSKPH Lumajang, H. Muklisin, S. Hut. menyatakan upaya tersebut dilakukan demi menjaga ekosistem dan manfaat hutan negara bagi kehidupan, dan untuk mengkomunikasikan tentang rencana Audite Control Wood kepada semua stakeholders, serta memastikan bahwa Perum Perhutani dalam mengelola sumber daya hutan, tidak melakukan pelanggaran hak-hak sipil maupun hak tradisional, dengan menghindari perusakan nilai konservasi tinggi, konversi hutan alam (primer/sekunder).

Ratusan peserta yang menghadiri acara tersebut meliputi berbagai elemen masyarakat, dari jajaran Forkopimda Probolinggo, Lumajang, dan Situbondo, jajaran Forkopimka yang meliputi daerah kawasan hutan, LSM, dan LMDH.

“Pengelolaan hutan secara maksimal sangat bermanfaat bagi masyarakat, sehingga diharapkan mampu mengelola sumberdaya hutan secara lestari, dan hal ini tentunya sesuai dengan visi dan misi Perum Perhutani”, Terangnya Kamis (14/09/2017)

Perum Perhutani KPH Probolinggo meliputi luasan kawasan hutan negara dengan total sekitar 84.263.6 Herktar, yang terbagi antara Hutan Produksi dan Hutan Lindung, luasan hutan yang terbilang cukup luas ini, Muklisin berharap mampu menjadi hutan bernilai konservasi tinggi, sesuai dengan tujuan pemahaman HCVF.

“Salah satunya agar hutan yang ada dapat menjadi hutan yang memiliki nilai konservasi tinggi”, Lanjutnya.

Sementara pemahaman HCV, selain memiliki nilai konservasi tinggi ditingkat lokal, regional, dan global, serta secara arif meliputi nilai – nilai ekologi, jasa lingkungan sosial dan budaya.

“Dengan nilai konservasi tinggi baik ditingkat lokal hingga internasional (global-red), bakal memiliki nilai yang tinggi pula secara ekologi, sosial dan budaya”, Pungkasnya.

Sumber : rri.co.id

Tanggal : 14 September 2017