Perum Perhutani Optimistis Kembangkan Hutan Jati di Pulau Jawa

Direktur Utama Perum Perhutani Dr.Ir.Bambang Sukmananto,MSc optimistis pengembangan hutan jati yang dilakukan Perhutani di pulau Jawa dapat lebih meningkat. Indikasi tersebut menurutnya dapat dilihat dari keberhasilan yang dicapai melalui inovasi produk agrikultur yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Perum Perhutani sejak tahun 1998 lalu yang diberi nama Jati Plus Perhutani I (JPP PHT-I) dan Jati Plus Perhutani II (JPP-PHT II) yang umur tanamnya lebih pendek namun kualitasnya setara dengan jati lokal umur tanamnya lebih lama.

“Dari hasil penelitian yang dilakukan Puslitbang, saya yakin  akan ada prospek yang sangat bagus. Tentunya kita harus konsisten dengan program-program penelitian  dan teknologi harus kita manfaatkan,” kata Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto kepada wartawan pada acara kunjungan lapangan Rimbawan Senior di Puslitbang Perhutani Cepu Jawa Tengah, Kamis (26/4).

Perum Perhutani sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ucap Bambang Sukmananto akan terus berinovasi melalui produk kayu dan non kayu dengan tetap menutamakan “tanaman” sebagai backbone perusahaan. “Kalau perusahaan ingin maju, itu harus berani berubah, baik manajemennya maupun produknya untuk mengantisipasi perubahan dimasyarakat yang begitu cepat,” tegasnya.

Mengenai adanya kompetitor yang mengklaim mengembangkan juga bibit kayu jati unggul, Bambang Sukmananto mengatakan, tidak masalah. Perum Perhutani sebagai BUMN harus bisa meyakinkan masyarakat malalui litbang dengan menghasilkan bibit-bibit kayu jati unggul yang jelas asal-usulnya dan dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya. “Menanam jati itu investasi yang memerlukan waktu relatif lama, nah jika tidak tentu akan mengecewakan, sudah menunggu begitu lama tapi hasilnya tak tampak,” terangnya.

Tahun ini menurut Bambang Sukmananto Perum Perhutani akan lebih intensif lagi menanam bibit jati kualitas unggul tersebut yang saat ini baru tertanam pada lahan 190.000 ha dan diharapkan dapat terealisasi sebesar 70% dari lahan Perhutani yang ada. Untuk intensifikasi tersebut tentu yang diperlukan adalah dana pendukung dan Perum Perhutani sudah siap untuk itu. “Tinggal lagi saya minta dukungan dari sumber daya manusia Perhutani, kalau SDMnya semangat saya yakin Perum Perhutani kedepan tetap jaya,” tandasnya.

Perum Perhutani menghasilkan produk inovasi agrikultur yang diberi nama Jati Plus Perhutani I (JPP-PHT I) dan Jati Plus Perhutani II (JPP-PHT II). Dua klon unggul JPP-PHT I dan JPP-PHT II telah mendapatkan sertivikasi PVT dari Kementerian Pertanian 2009 karena pertumbuhan yang sangat cepat dan seragam dengan peningkatan produktivitas kayu 2 sampai 3 kali lipat dari bibit jati lokal.

Hasil pengamatan menunjukkan penggunaan bibit asal klon JPP unggul umur 6 tahun dapat meningkatkan volume standing stock 57% di Pemalang dan 133% di Nganjuk dibandingkan lokal (APB). Volume akhir mencapai 200-293 m3/ha pada umur 20 tahun, sedangkan lokal hanya 70 m3/ha pada umur 20 tahun. Perum Perhutani menjual bibit dua klon unggul JPP-PHT I dan JPP-PHT II dengan harga Rp20.000/plances. (WDA)

(Editor : Waddi Armi)
rri.co.id :: Jum’at , 27 April 2012

Share:
[addtoany]