Pesona Waduk Cacaban dari Wrayan View

SUARAMERDEKA.COM (17/11/2018) | Wrayan View merupakan salah satu tempat wisata baru di Kabupaten Tegal. Terletak di Bukit Badekan, Desa Lebakwangi, Kecamatan Jatinegara, tempat wisata yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Pemalang hampir dua tahun ini mencuri perhatian kalangan remaja.

Memang tak banyak wahana yang dimiliki tempat wisata itu. Namun, tempat tersebut sudah banyak dikunjungi pengunjung yang sebagian besar berusia remaja. Mereka rela datang dari jauh untuk menikmati pemandangan alam dan memuaskan hasrat berswafoto di sejumlah wahana.

Ya, di Wrayan View pengunjung dapat melihat Waduk Cacaban dari gardu pandang yang dibangun di sebuah pohon yang memiliki tinggi sekitar enam meter. Dari gardu pandang itu, sambil menikmati semilir angin, pengunjung dapat berswafoto dengan latar belakang Waduk Cacaban. Demi keselamatan pengunjung, pengelola telah memasang peringatan di pohon. Hanya pengunjung yang berusia 13 tahun ke atas dan bernyali yang diperbolehkan naik ke gardu pandang tersebut.

Mengingat gardu yang tak terlalu besar, jumlah pengunjung yang naik ke gardu pandang dibatasi maksimal sepuluh orang. Asyik juga melihat pemandangan dari atas gardu, ujar Yulianto yang mengaku sempat takut saat menaiki puluhan anak tangga di gardu pandang. Tak hanya gardu pandang tersebut yang menarik minat pengunjung, dua gardu pandang yang dihubungkan kayu bertuliskan Wrayan View berwarna merah juga menjadi sasaran pengunjung untuk foto-foto. Gardu pandang ini tak terlalu tinggi, sehingga cocok bagi yang takut ketinggian.

Biduk Cinta

Wahana lain yang menjadi favorit pengunjung adalah wahana perahu yang diberi nama Biduk Cinta. Wahana ini hanya bisa dinaiki paling banyak tiga orang. Di atas perahu ini pengunjung dapat swafoto dengan latar belakang bukit dan Waduk Cacaban. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa swafoto di wahana umbrella selfie, dengan latar belakang payung berwarna-warni yang dipasang berderet di sela-sela pepohonan.

Selain wahana selfie, tempat wisata yang dibuka untuk umum sejak Desember 2016, juga tersedia mainan anak, tempat karaoke dan sejumlah warung yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga bersahabat. Selain itu juga disediakan mushola dan toilet. Untuk menikmati wahana-wahana tersebut, pengunjung cukup merogoh kocek Rp 3.000 pada hari biasa, sedangkan pada hari libur dan Minggu dikenai tarif Rp 5.000. Sementara untuk parkir Rp 2.000. Wrayan View berada sekitar 13 kilometer dari Kota Slawi. Dari PLN Slawi ke arah Kagok kemudian ke timur hingga pertigaan Bogares.

Selanjutnya belok kanan menuju Jatinegara menyusuri jalan provinsi yang sudah di beton dan mulus. Petugas loket Wrayan View, Suhadi mengatakan, biasanya tempat tersebut ramai dikunjungi pada saat sore hari atau hari libur/Minggu. Dulu awal dibuka banyak pengunjung yang berbondong-bondang kemari, kalau sekarang agak sepi,î jelasnya.

Sebagai tempat wisata, Wrayan View memang harus terus berinovasi agar tak kalah dengan tempat wisata lain yang tak kalah menarik. Kalau dilihat ada beberapa wahana yang perlu dibenahi. Bangunan yang digunakan untuk swafoto, yang catnya kusam agar diperbaiki atau gambarnya diganti yang lebih menarik, tutur Yani, pengunjung asal Slawi.

Sementara itu, Polisi Hutan yang bertugas di Wrayan Views, Tariin menyebutkan, nama Wrayan View berasal dari nama Desa Wrayan, salah satu desa yang ditenggelamkan saat membangun Waduk Cacaban. Dulu rumah dinas Kepala Resor Pemangku Hutan (KRPH) Pemalang ada di Desa Wrayan. Setelah ditenggelamkan, pindah ke Desa Lebakwangi, ujarnya.

Sumber : suaramerdeka.com

Tanggal : 17 November 2018