Petani Hutan Pasok Temulawak ke Sido Muncul

Suara Merdeka, Blora – Setelah beberapa lama membudidayakan temulawak, kini para petani hutan di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Randublatung, Blora menikmati hasilnya. Hasil panen temulawak 1,75 ton itu dikirim ke PT Sido Muncul di Semarang.

Pengiriman perdana hasil panen dilakukan di halaman KPH Perhutani Randublatung, kemarin. Administratur KPH Perhutani Randublatung Herdian Suhartono melepas keberangkatan truk-truk pengangkut temulawak tersebut. “Temulawak yang dibudidayakan oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan(LMDH) di KPH Perhutani Randublatung beberapa tahun lalu, tahun ini sudah mulai bisa dipanen dan dijual ke Pabrik Jamu Sido Muncul Semarang,” ujar Hardian Suhartono.

Dia mengemukakan, temulawak itu ditanam di bawah tegakan hutan tua di wilayah KPH Perhutani Randublatung. Penanamannya dilakukan oleh beberapa LMDH yang kawasan pangkuan hutannya cocok untuk budi daya tanaman tersebut. Selain temulawak, kawasan hutan yang cocok digunakan pula untuk budi daya tanaman porang.

Diversifikasi

Hardian Suhartono didampingi Humas Perhutani Randublatung Andan Subiyantoro mengemukakan, penjualan perdana umbi temulawak ke pabrik dilakukan setelah tim kecil yang dibentuk untuk memasarkan temulawak melakukan pembicaraan dengan pihak pabrik.

Menurutnya, untuk tahun ini KPH Randublatung mampu menyediakan 1,75 ton temulawak yang telah terpanen. “Kami berharap, ke depan hasil panen empon-empon seperti temulawak ini bisa lebih meningkat, sehingga pasokan ke pabrik juga akan lebih banyak,” tandasnya.

Dia menekankan, pola diversifikasi tanaman pada kawasan hutan melalui sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dilakukan di lahan seluas 47,2 hektare untuk tanaman temulawak di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pucung, Ngliron, Kedungjambu, Temuireng, Kemadoh, dan Tanggel.

Menurut dia, terbukanya jalur pemasaran tersebut tidak lepas dari peran Menteri BUMN Dahlan Iskan yang melakukan kunjungan kerja di Randublatung tahun lalu. Ketika itu Dahlan Iskan melakukan perjalanan ke kawasan hutan dan melihat potensi tanaman empon-empon. Setelah dilakukan pembicaraan dengan LMDH dan Perhutani, oleh Menteri BUMN akhirnya disepakati untuk menjual hasil tanaman emponempon ke pihak pabrik. (H18-57,88)

Suara Merdeka | 24 September 2013 | Hal. 27

Share:
[addtoany]