KOMPAS (20/1/2017) | Pantai Ungapan di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ibarat dua sisi mata uang. Ke arah samudra, pantai ini menampilkan pesona alam yang tidak kalah elok dari pantai lain di Malang. Ke arah daratan, muara Sungai Panguluran yang bermuara ke pantai itu menyimpan potensi wisata olahraga menarik.
Di bawah terik matahari, hari Minggu (8/1) siang beberapa orang, termasuk Bupati Malang Rendra Kresna, mencoba bermain jet ski. Mereka beberapa kali bermanuver ringan di muara Sungai Panguluran yang bentuknya mirip laguna kecil, dikelilingi bukit, pepohonan, dan bentang pasir pantai yang halus.
Airnya payau, mengalir tenang Ombak dari arah laut pecah beberapa meter di bibir muara. Meskipun musim hujan, volume air di muara tidak terialu besar. Kedalaman dasar sungai hanya sekitar 2 meter dengan lebar kurang dari 100 meter. Di tempat ini biasanya wisatawan lokal bermain air. Lokasi itu dianggap lebih aman dibandingkan bermain air laut.
“Jika air laut sedang pasang, muara sedikit melebar. Kalau air laut surut kondisinya tetap seperti ini, termasuk saat musim kemarau,” ujar Slamet Suyono, Ketua Kawula Muda Bersatu, komunitas yang salah satu kegiatannya menggali potensi olahraga di kawasan Malang selatan, salah satunya jet ski.
Kondisi alam di muara sungai yang masih asri memberikan nuansa tersendiri. Diwarnai kicau burung sekali-sekali, pengunjung bisa menyusuri muara yang berkelok-kelok sejauh 6-7 kilometer ke arah hulu. Selama perjalanan, pengunjung bisa melihat pohon asli daerah itu yang terletak di lahan milik Perhutani Muara itu pun belum terjamah aktivitas nelayan.
Aliran air yang tenang membuat laju jet ski mulus tanpa guncangan. Sensasinya berbeda dibandingkan dengan saat main di pantai yang berombak besar sehingga cocok bagi pemula. Sementara mereka yang memiliki keberanian bisa langsung merasakan dua medan sekaligus, yakni seusai main di muara langsung berpindah ke laut
Pantai Ungapan belum banyak mengalami sentuhan. Kondisi pantai memanjang dengan hiasan beberapa pulau kecil di kejauhan. Beberapa rumah yang sekaligus menjadi warung makanan kecil berada di sisi timur.
Sejauh ini Ungapan menjadi salah satu alternatif pilihan wisatawan yang berkunjung ke pantai di Malang. Tidak jauh di sebelah barat Ungapan terdapat sejumlah pantai lain, seperti Bajulmati, Jelangkung, Bengkung, Ngudel, dan Balaikambang yang sudah terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Di sisi timur terdapat Pantai Goa China dan Sendangbiru yang dihuni banyak nelayan.
Semua pantai itu terjalin oleh Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang telah beraspal mulus sepanjang sekitar 30 kilometer. Di sepanjang pesisir selatan Malang itu terdapat beberapa titik yang menarik untuk olahraga air, seperti Kondang-merak dan Banyumeneng yang cocok untuk jet ski; Lengoksono, Banyuanjlok, dan Wediawu yang cocok untuk menyelam, selam permukaan (snorkeling), dan selancar.
Pantai Lengoksono dan Pantai Wediawu sudah lebih dulu diperkenalkan kepada publik. Beberapa bulan lalu, pemerintah daerah menyelenggarakan acara ekshibisi selancar bertajuk “Singhasari International Surfing Exhibition” yang diikuti peselancar dalam dan luar negeri.
20 pantai
Rendra Kresna mengatakan, pihaknya sedang berusaha mengangkat potensi pantai yang ada Malang memiliki lebih dari 20 pantai yang tersebar di sepanjang 105 km garis pantai Dari jumlah itu, baru sebagian yang terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Sebagian lain masih apa adanya.
Pantai di Malang juga memiliki ciri dan keunggulan masing-masing. Ada pantai yang bisa dinikmati dari sisi bentang alam, dan ada pula pantai yang bisa dinikmati untuk berolahraga. Akses menuju sebagian pantai saat ini juga semakin mudah setelah terkoneksi oleh JJLS yang lebar dan mulus.
“Selain mengembangkan potensi wisata yang ada, kami juga mengembangkan pariwisata untuk mendukung perekonomian desa. Selama ini masyarakat pesisir selatan masih kalah berkembang. Dengan meningkatnya dunia pariwisata, desa diharapkan bisa memperoleh nilai tambah melalui kegiatan ekonomi kreatif ada yang membuat suvenir, kuliner, hingga rumah tinggal (Homestay),” kata Rendra.
Menurut Rendra, masyarakat umumnya telah siap berpartisipasi mendukung pariwisata di daerah masing-masing. Sejauh ini mereka telah mendapatkan pembinaan, baik yang dilakukan pemerintah desa, Perum Perhutani (obyek wisata di dalam wilayah Perhutani), maupun pembinaan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata melalui program sadar wisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara mengakui, di luar JJLS masih ada jalan menuju sejumlah pantai yang masih sempit Kondisi ini sering menimbulkan kemacetan kendaraan saat musim libur panjang tiba.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memperlebar badan jalan sehingga kendaraan besar seperti bis wisata bisa melintas lancar,” ujarnya.
Menurut Made, jumlah wisatawan ke pantai di Malang terus meningkat. Bahkan, pada libur panjang Natal dan Tahun Baru 2017 lalu jalan menuju pantai macet panjang karena animo masyarakat yang tinggi. Tahun 2016, jumlah wisatawan diperkirakan lebih dari 2 juta orang, sebagian besar merupakan wisatawan domestik. (DEFRI WERDIONO)
Sumber: Kompas, hal. 23
Tanggal: 20 Januari 2017