Program BUMN sewa lahan petani disusun

Program sewa lahan petani oleh BUMN untuk peningkatan produksi pangan sejauh ini baru dalam tahap penyusunan pedoman. Program sewa lahan oleh BUMN dalam kaitan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) tersebut dimaksudkan untuk budi daya padi, jagung, dan kedelai yang diharapkan mulai ditanam pada bulan depan.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Anggoro Kasih mengatakan beberapa BUMN diperhitungkan akan menyewa lahan petani seluas 570.000 hektare, a.l. oleh PT Pertani seluas 200.000 ha dan PT Sang Hyang Sri seluas 200.000 ha.
“Kami masih membuat detail bahan sosialisasi, gagasan, dan pedoman umum sosialisasi program itu. Pada Juni diharapkan sudah mulai tanam,“ ujarnya, kemarin. Menurut Udhoro, keempat BUMN itu akan menyewa lahan petani untuk tanaman padi seluas 570.000 ha, sementara itu sewa lahan untuk tanaman jagung a.l. PT Pertani seluas 100.000 ha dan PT Inhutani seluas 60.000 ha. “Adapun, untuk tanaman kedelai, PT Perhutani akan menyewa lahan seluas 50.000 ha,“ tuturnya.
Lahan-lahan petani yang akan disewa tersebut tersebar di Aceh seluas 15.000 ha, Sumatra Selatan 40.000 ha, Lampung 30.000 ha, Banten 20.000 ha, Jawa Barat 100.000 ha, Jawa Tengah 100.000 ha, Yogyakarta 5.000 ha, Jawa Timur 100.000 ha, Nusa Tenggara Barat 20.000 ha, Kalimantan Selatan 25.000 ha, Sulawesi Selatan 45.000 ha.
3 Keuntungan petani Udhoro menjelaskan, program tersebut bertujuan meningkatkan produksi pangan, kendati manajemen di lapangan lebih sulit dalam pelaksanaannya. Program tersebut akan mengun tungkan petani karena akan mendapatkan tiga sumber pendapatan yaitu dari sewa lahan. Selanjutnya petani akan bekerja di lahan yang telah disewakan sehingga akan mendapatkan upah.  “Jika dikerjakan dengan teknologi pertanian yang lebih bagus, akan meningkatkan produktivitas sehingga petani akan mendapatkan selisih produksi tersebut.“
Produktivitas padi saat ini, menurut Udhoro, rata-rata 5 ton per ha sehingga jika ditingkatkan menjadi 7 ton per ha, target produksi 70,6 juta ton gabah kering giling (GKG) dapat teracapai, bahkan melebihi target. “Kontribusi produksi, detailnya akan disampaikan setelah sosiali sasi program ini,“ katanya. Pemerintah menargetkan produksi gabah mencapai 70,6 juta ton GKG pada tahun ini. Kendati program sewa lahan itu hanya untuk BUMN, beberapa investor swasta tertarik untuk mengikuti program tersebut yaitu sektor agribisnis skala besar di bidang perberasan. “Kami akan sosialisasi ke petani dan pemerintah daerah, baru ke pengusaha,“ kata Udhoro.
Dia menambahkan untuk mencapai target produksi 70,6 ton GKG, melalui strategi penambahan luas area tanam, peningkatan produktivitas, mengamankan produksi, dan memperbaiki manajemen. “Namun, strategi yang lebih realistis, melalui upaya peningkatan produktivitas untuk mengamankan produksi pangan.“
Menurut dia, produktivitas padi saat ini sekitar 5,1 ton per ha dan jika dapat ditingkatkan menjadi 6 ton per ha dengan luas panen 13.3 juta ha, akan dihasilkan 79,8 juta ton GKG. “Pilihan peningkatan produksi ini paling realistis, kecuali dalam waktu singkat terjadi pencetakan sawah secepat-cepatnya,“ kata Udhoro.
Nama Media : BISNIS INDONESIA
Tanggal        : Sabtu, 14 Mei 2011/h. 9
Penulis         : SEPUDIN ZUHRI
TONE           : POSITIVE

Share:
[addtoany]