Rentan Punah, Rusa Jawa Dibiakkan

SEIRING dengan komitmen pelestarian lingkungan, PT Pertamina EP bekerja sama dengan Perum Perhutani dan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta merintis pengembangangbiakan Rusa Jawa atau Cervus timorensis di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan, Bojonegoro, Jawa Timur. Ini mengingat berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) atau Lembaga Konservasi Internasional, Rusa Jawa masuk dalam kategori rentan punah atau vulnerable.
Rusa Jawa yang ditangkar itu sebanyak empat ekor betina dan dua ekor pejantan. Satwa-satwa tersebut akan dipelihara oleh perawat dengan didampingi ahli dari UGM. Sebelumnya, rusa-rusa tersebut diboyong dari Wana Wisata Maliran, Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang dikelola oleh PT Perhutani KPH Blitar. Dengan disaksikan staf Balai Besar KSDA Seksi Wilayah I Kediri, dibutuhkan waktu perjalanan selatar empat jam untuk memindahkan satwa-satwa tersebut ke tempat yang baru di samping kantor Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Molo, KPH Parengan. Rusa-rusa tersebut akan menempati kandang seluas 0,5 hektare (ha).
Kepala KPH Parengan Daniel Budi Cahyono mengatakan, sebelum menempati kandang barunya, tim ahli dari Fakultas Kehutanan UGM sudah melakukan kajian. Pemilihan lokasi di Parengan juga didasarkan pada kemudahan dalam mengawasi dan memonitor populasi rusa. “Di kandang baru tersebut terdapat 12 jenis vegetasi tumbuhan bawah yang bisa menjadi sumber pakan bagi Rusa Jawa. Untuk menambah makanan, di dalam kandang juga ditanami lamtoro dan rumput gajah,” jelasnya.
Field Manager PT Pertamina F.PWresniwiro mengatakan, selain mencari minyak, pihaknya juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan, termasuk bergerak ke kawasan hutan. PT Pertamina RP bersama dengan Perum Perhutani dan UGM melakukan pelestarian terhadap Rusa Jawa. “Sebelumnya, PT Pertamina EP turut terlibat dalam pelestarian burung langka Maleo di Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Menurut Wresniwiro, dengan kolaborasi ini diharapkan mampu menaikkan populasi Rusa Jawa. Selain itu, keberadaan rusa di Parengan juga akan memberi kesempatan bagi masyarakat setempat untuk mengenal kekayaan hayati Indonesia. “Satwa langka ini layak dilestarikan mengingat habitat aslinya juga tinggal sedikit. Kelak jika populasi di penangkaran meningkat sebagian akan dilepasliarkan di hutan jati Bojonegoro,” ujarnya.
Populasi Rusa Jawa pertama berasal dari kawasan hutan PT Perhutani di Sumber Pucung, Malang. Kemudian karena populasinya meningkat, rusa tersebut dipindahkan ke Maliran. Rusa tangkaran dari Maliran ini juga sudah dipindah lagi ke sejumlah daerah seperti Bogor, Jawa Barat atau Banyuwangi, Jawa Timur. Sejauh ini di Maliran dihuni 70 ekor Rusa Jawa hasil penangkaran sejak 1999. Dari data hingga Maret 2014, populasinya terdiri dari 32 pejantan dan 38 betina.
Kepala Seksi Pengelolaan Sumber daya Hutan KPH Blitar Muchid menyatakan, sesuai undang-undang (UU), pemindahan satwa dilindungi perlu izin legal dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) baik untuk surat izin angkut maupun pemeliharaan. Untuk lokasi baru dinilai pula kelayakannya. “Satwa yang diizinkan untuk dipindah merupakan keturunan kedua (F2) dari cikal bakal indukah (FO). Kami dengan senang hati melayani permintaan terhadap Rusa Jawa dari Maliran untuk dibiakkan di tempat lain sesuai UU,” jelasnya. (*)
Sumber  :  Indopos, Hal 5
Tanggal   :  21 Mei 2014

Share:
[addtoany]