Sedengkeng Pass, Spot Asyik Menyapa Gunung Sindoro

SPORTOURISM.ID (27/3/2017) | Dari tempat ini Gunung Sindoro dapat terlihat sangat jelas. Dari arah lain tampak pula panorama Gunung Sumbing. Inilah Sedengkeng Pass, tempat wisata di Temanggung, Jawa Tengah yang akhir-akhir ini semakin populer.

Sedengkeng Pass merupakan sebuah titik pengamatan Gunung Sindoro. Terletak di Petarangan, Temanggung, tempat ini termasuk dalam kawasan Perhutani.

Tempat ini lebih dulu dikenal para pehobi fotografi. Namun orang-orang yang kepo tidak mau kalah, akhirnya ikut-ikutan menyerbu. Sedengkeng Pass memang pas buat penggemar selfie dan wisata pegunungan. Di sana Anda dapat berdiri berhadapan, menantang Gunung Sindoro yang langsing.

Sedengkeng Pass berada di ketinggian 1823 mdpl atau sedikit lebih tinggi dari puncak Gunung Merapi. Agaknya ia bisa menjadi alternatif Bukit Sikunir yang kini semakin sesak. Tetapi tunggu saja, jika Anda terlambat berkunjung, obyek wisata ini juga bakal disemuti traveler.

Setiap pengunjung yang hendak menikmati pemandangan dari Sedengkeng Pass ditarik retribusi Rp 5.000. Kalau belum cukup puas bisa menginap di tenda dengan tambahan Rp 10 ribu. Tendanya tentu saja Anda bawa sendiri.

Desa Petarangan merupakan pos pendakian Gunung Sumbing. Akses ke Sedengkeng Pass masih ala kadarnya. Hati-hati, bila hujan sangat licin. Sebaiknya gunakan alas kaki khusus dan mengenakan jaket tahan air.

Banyak tempat wisata alam yang belum dikelola secara serius oleh pemerintah, termasuk Sedengkeng Pass. Untungnya masyarakat setempat berinisiatif membuat beberapa fasilitas, sebut saja gardu pandang. Meskipun dibuat sederhana dengan kayu, fasilitas ini membuat foto traveling semakin Instagramable.

Selain “curi-curi pandang” ke Gunung Sindoro Anda pun dapat mencoba hammocking. Lagi-lagi siapkan sendiri peralatannya dari rumah. Hammocking tidak dikenai biaya tambahan.

Sekalipun sudah membayar, jangan lepaskan tanggung jawab Anda terhadap lingkungan. Pastikan Anda tidak meninggalkan sampah sekecil apa pun. Mengutip Gandhi, setiap orang adalah pemulung bagi sampahnya sendiri.

Sumber: sportourism.id

Tanggal: 27 Maret 2017