Seduh Kopi Pagi Hari di Pegunungan Pinus Batang

LIPUTAN6.COM (15/1/2018) | Menikmati pagi di puncak pegunungan sembari belajar menyeduh kopi robusta menjadi alternatif memompa semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Ingin mencobanya? Berkunjunglah ke Wana Wisata Lobang di Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Meskipun Wana Wisata Lobang baru dibuka 1 Desember 2017 lalu, tetapi sudah menarik banyak pengunjung yang ingin menikmati wisata alam. Menariknya, di tempat wisata ini, pengujung akan disuguhan kopi Robusta Lobang. Tidak hanya itu, pengunjung bisa mendapatkan edukasi mengenai kopi khas Batang ini oleh pemandu wisata.

Akses menuju objek wisata ini sudah cukup baik. Lokasinya pun dapat dicapai sekitar 26 kilometer dari arah Pantura Batang.

Di samping edukasi mengenai kopi, objek wisata ini memiliki wahana permainan alam untuk outbond dengan dilengkapi gardu pandangnya, camping ground, hammock. Sehingga, cocok sebagai tempat rekreasi keluarga ataupun bersama teman-teman.

Sejuknya udara yang disertai desiran angin menerpa rimbunan pohon pinus menambah keasrian alam Wana Wisata Lobang. Lokasi wisata ini berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl) sehingga sangat cocok bagi pecinta wisata petualangan.

Di sekitar lokasi, terdapat air terjun. Namun, untuk mencapainya, pengunjung akan diuji fisiknya mendaki dataran tinggi itu. Meskipun begitu, lelah para pengunjung terbayarkan ketika tiga curug, yakni curug pager, curug pawon, dan curug kembar memercikkan airnya yang segar kepada pengunjung yang datang.

Mendengar ada lokasi wisata baru, Bupati Batang Wihaji langsung menghabiskan libur akhir pekannya bersama keluarga di Desa Lobang.

“Ini sangat menarik dan mendukung program pemerintah di tahun kunjungan wista dengan taglin Heaven of Asia, saya bangga dengan kreativitas dan inovasi remaja dalam menciptakan peluang guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa,” ucap Wihaji akhir pekan kemarin.

Ia menambahkan, pemerintah juga akan terus mempromosikan objek wisata yang ada di Kabupaten Batang, karena Batang memiliki potensi menjadi salah satu daerah industri wisata dengan potensi pantai, laut, dan gunung.

Ketua Pengelola Wana Wisata Lobang, Puji Irwanto mengatakan, wisata ini marupakan rintisan yang akan mengalami pengembangan wahana, karena masih banyak potensi alam dan wahana yang bisa dibangun untuk menarik banyak pengunjung.

“Ini wisata baru sehingga pengunjung sehari mencapai 50 orang dan yang paling ramai biawa libur akhir pekan,” ucap Puji yang juga Ketua Pokdarwis Polowono Desa Lobang.

Puji menambahkan dalam pengelolaan, kelompok masyarakat sadar wisata dan Lembaga Masayarakat Desa Hutan (LMDH) bekerja sama membuka usaha kuliner, makanan cepat saji, kerajinan tangan, kopi Robusta Lobang, suvenir kaus khas wisata Hutan Pinus Desa Lobang.

“Untuk penambahan dan pengembangan wahana, pengelola dalam waktu dekat ini akan membuat jembatan rumah pohon, serta pembiatan kanting yang lebih artistik untuk mendukung alamanya dan saran bermain lainya,” jelasnya.

Dibukanya Wana Wisata ini sangat berdampak positif karena memberikan peningkatan terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat desa. Selain dari tiket masuk wisata, warga juga bisa meraup rupiah dari berjualan di sekitar tempat wisata.

KPPH Perum Peruhatani Pekalongan Timur Subur Raharjo mengatakan, Perum Perhutani sangat mendukung hutan pinus untuk dikembangkan menjadi objek wisata.

Menurut dia, hal ini bisa dilakukan sepanjang tidak merusak hutan dan ada manfaatnya bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

“Untuk sementara karena Wana Wisata Lobang baru rintisan baru menggunkan tanah milik Perum Perhutani sebanyak 3 ha, dari rencana 5 ha, itupun masih menunggunu perijinannya. Dan untuk totalnya kita miliki 11,3 ha,” ucap Subur.

Selain hutan pinus, Perhutani sudah bekerja sama dengan LMDH memanfaatkan hutan untuk tumpang sari tanaman kopi, karena ketinggiannya cocok untuk membudidayakan tanaman tersebut.

“Kopi robusta Lobang memiliki rasa khas yang berbeda dengan bijih kopi lainya. Karena kopi disini berasal dari tanaman liar yang masih terjamin kealamianya,” dia memungkasi.

Sumber : liputan6.com

Tanggal : 15 Januari 2018