Seimbangkan Hidup dengan Fotografi

Keseimbangan hidup sangat penting. Filosofi Itulah yang diterapkan Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Industri Primer, Muhamad Zamkhani dalam hidupnya. Fotografi menjadi salah satu cara untuk menyeimbangkan hidupnya.

Di kala penat dengan segala rutinitas, tak ada salahnya sesekali meluangkan waktu menikmati hobi, sekaligus menenangkan hati dan pikiran. Jangan sampai hasil kerja keras tak ternikmati, karena seluruh waktu dan perhatian tersita habis oleh pekerjaan.

Sayangnya, semakin tinggi posisi dan wewenang yang dipikul, semakin berat pula tugas dan tanggung jawab seseorang. Akibatnya tak jarang, waktu luang yang dimiliki pun relatif terbatas. Namun, Muhammad Zamkhani tak ingin hidupnya tersita urusan pekerjaan. Di waktu luang, ia menikmati hobinya fotografi.

“Saya hobi fotografi. Memotret alam memberi kesenangan tersendiri bagi saya,” katanya di Jakarta, baru-baru ini.

Karena tidak punya banyak waktu luang, sesekali di akhir pekan, Zamkhani berupaya mengajak keluarga berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Tidak hanya berhasil melepas lelah dan menikmati udara segar, Zamkhani pun bisa menyalurkan hobi memotret pemandangan di sana.

Zamkhani menggeluti hobi fotografi sejak kuliah magister di Rutgers University-Newark, New Jersey, Amerika Serikat. Saat krisis ekonomi pada 1997, dia sempat mengesampingkan hobinya itu.

Namun begitu era millenium tiba, kerinduan Zamkhani tak terbendung. Apalagi kala itu muncul SLR Digital pertama. Fotografi kembali mengisi waktu luangnya hingga kini.

Ayah satu anak ini mengaku, sebelum menjadi deputi dan memiliki waktu luang cukup banyak, dia kerap bangun pagi menikmati indahnya panoroma alam sebelum matahari terbit.

“Saat ini waktu untuk hobi fotografi sangat terbatas, namun saya masih suka sesekali update fotografi dengan sesama penggemar fotografi di dunia maya,” katanya.

Visualisasi suatu objek di dunia nyata dan di kamera kerap kali berbeda. Berbeda tipe lensa dan kamera pun mampu menghasilkan foto yang berbeda. Meski demikian, Zamkhani mengaku tidak terlalu terobsesi untuk gonta-ganti kamera versi baru.

Dia hanya berupaya memaksimalkan “tangkapan” objek dengan berbagai tipe lensa kamera. Sampai saat ini, lulusan akuntansi Universitas Gadjah Mada tetap setia memakai satu kamera, Nikon D-800.

Karena hanya hobi, Zamkhani tak melanjutkannya ke tingkat kompetisi lomba. Dia hanya membingkai beberapa karyanya di rumah dan ruang kerja di kantor.

Penggemar teh Walini ini memiliki moto hidup,“Sebisa mungkin harus bisa seimbangkan hidup. Hidup itu hanya sekali, syukuri apa yang ada dan nikmatilah.”

Dengan moto ini, dia mengaku tidak terlalu stres menghadapi segala tantangan dalam pekerjaannya. Menikmati hidup tidak berarti harus berlama-lama dengan hobi dan hal-hal yang disukai, tetapi memiliki waktu berkualitas dan efektif dalam melakukan sesuatu.

“Saya juga bilang sama teman saya, mumpung masih punya waktu banyak, sekali-sekali menikmati hidup. Bukan berarti untuk malas-malasan, tapi menjaga keseimbangan, menggunakan waktu seefektif mungkin,” katanya.

Pasarkan Produk BUMN
Zamkhani memiliki banyak harapan untuk pengembangan BUMN di bidang usaha industri primer. Salah satunya adalah dengan menyatukan pemasaran produk-produk perusahaan BUMN agar bisa dinikmati publik.

Saat ini sudah ada Rajawali Mart untuk memasarkan produk-produk BUMN. Dia berharap produk teh Walini produksi PT Perkebunan Nusantara VIII, dan air mineral produksi Perum Perhutani dan produk-produk BUMN lainnya juga bisa dipasarkan melalui Rajawali Mart ini.

Selain itu, dia juga punya mimpi agar ketergantungan Indonesia akan impor bisa berkurang. Karena itu, melalui BUMN industri primer, dia berharap kebutuhan pokok dalam negeri seperti sapi, beras, dan yang lainnya bisa dipenuhi dari dalam negeri.

“Kerinduan saya agar BUMN kita ini bisa lebih bertumbuh dan semakin sukses. Perusahaan BUMN bisa jadi kebanggan kita semua,” ujarnya.

Penulis : Eli/AB
Investor Daily / Senin, 25 Maret 2013

Share:
[addtoany]