Radar Malang – Hobi berkomunitas telah menjalar ke berbagai kalangan. Termasuk di internal Perhutani KPH (Kesatuan Pemangku Hutan) Malang. Namanya, M 4X4 Forrest Community. Wadah ini jadi ajang resfreshing sekaligus mengawasi hutan. AKHIR bulan lalu, tepatnya 31 Oktober, para awak M 4X4 Forrest Community punya agenda bermalam di Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang. Belasan mobil four wheel drive (4WD) yang mereka bawa, membuat suasana tepi pantai lebih ramai ketimbang biasanya. Esok paginya, rombongan melanjutkan perjalanan menyu suri Pantai Goa Cina dan Watu Leter. Aktivitas seperti itu tidak hanya sekali dua kali dilakukan M 4X4 Forrest Community. Tapi sering.
Komunitas tersebut diinisiasi Adm Perhutani KPH Malang Arif Herlambang, tiga bulan lalu. Grup ini didirikan bukan hanya sebagai ajang refreshing saja. Tapi juga dibentuk untuk mengawasi wilayahnya secara berkala. Seperti yang mereka lakukan 31 Oktober lalu. Selain istirahat sejenak dari padatnya rutinitas, ketika itu seluruh anggota Perhutani KPH Malang melakukan pengawasan pesisir pantai. “Untuk tempat wisata, yang terpenting adalah safety dan kebersihan,” ujar Arif. Keamanan seputar wilayah pantai, menu rutnya menjadi pantauan pertama mereka.
Salah satunya me moni tor kesiagaan pos-pos pengamanan milik Perhutani. Sekitar pesisir pantai juga tak luput dari perhatian. Jika kondisi pantai bersih, Arif yakin, minat masyarakat untuk datang akan lebih tinggi. Bahkan ke depan, bukan hanya wilayah pantai saja yang akan diawasi secara berkala. Tetapi juga kawasan-kawasan wisata lainnya, mulai coban hingga wilayah hutan. Tentunya, pengawasan tetap akan dilakukan menggunakan kendaraan roda empat berjenis 4WD. “Sesekali pakai motor trail untuk menjangkau medan-medan sempit dan sulit,” kata dia.
Saat ini, lanjut Arif, ada sekitar 23 mobil yang ada di M 4X4 Forrest Community. Semuanya milik anggota Perhutani KPH Malang. “Anggota komunitas ini mulai dari kepala hingga bawahan,” tambah Nanang Wahadi, salah satu anggota. Sebagai anggota, dia melihat komunitas tersebut cukup efektif mengintensifkan komunikasi antaranggota Perhutani KPH Malang. Dulu, sebelum ada wadah ini, komunikasi hanya dilakukan beberapa kali saja. Tapi kini semua anggota bisa leluasa menjalin hubungan, termasuk anggota biasa dengan atasannya. Tak adanya sekat antaranggota Perhutani KPH Malang itulah yang memang dicita-citakan Arif Herlambang. Bahkan, menurutnya, ini menjadi modal potensial untuk menghasilkan kinerja maksimal.
(bayu mulya putra/c1/nen)
Sumber : Radar Malang, hal. 34
Tanggal : 8 November 2015