Selamatkan Hutan, Kembangkan Desa

TUBAN-Memajukan desa sejak dulu jadi pemikiran kiai Nahdlatul Ulama (NU). Pola pikir para kiai yang mengedepankan kemaslahatan umat tersebut disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj pada HalaqohPembangunan Desa dan Pelatihan Pendampingan dari Kehutanan di Pendapa Kridomanunggal Tuban.

Menurut dia, salah satu bukti kepedulian kiai terhadap desa bisa dilihat dari pemberian nama pondok pesantren yang didirikannya. Hampir semua pesantren yang didirikan kiai menggunakan nama desa di lokasi pesantren. Seperti pesantrenTebuirengTambakberas, Rejoso, dan sejumlah pesantren lain. “Anda tahu nama sebenarnya pesantren-pesantren tersebut? Kiai berkeinginan nama desa lebih dikenal daripada pesantrennya” kata ulama lulusan Universitas Um-mul Quro, Makkah itu yang kemudian menyebut satu per satu nama pesantren tersebut.

Hadir pada acara tersebut wakildari Kementerian Desa, Transmigrasi dan Desa Tertinggal, Dirut Perhutani Ir Musofa Iskandar, Bupati Fathul Huda, Wabup Noor Nahar Hussein, Ketua DPRD setempat, Miyadi, Ketua Harian LPP NU Pusat, Arif Rahman, dan Sekjen LPP NU, Imam Pituduh.

Said Aqil berharap dai kehutanan yang dikini digembleng PBNU bersama Perhutani tidak hanya pintar berpidato. Namun, mereka mampu menerapkan ilmu dalam bentuk nyata. Dia berkeinginan setiap dai nanti membina musala dan masjid sekaligus memiliki lahan untuk pengembangan pertanian. Sementara itu, Dirut Perhutani, Mustofa Iskandar membeberkan pola pikir awal untuk mencari kader Perhutani yang dididik menjadi dai. Karena dianggap kurang efektif, dia memutuskan bekerja sama dengan PBNU untuk merekrut dai dari ormas tersebut. Mereka inilah yang kemudian diberikan pembekalan terkait pentingnya hutan bagi kehidupan manusia.

Sekjen LPP NU Pusat, Imam Pituduh dalam laporannya mengatakan, hutan dan desa seperti dua sisi mata uang. Karena itu, penyelamatan hutan memiliki maka n positif bagi pengembangan desa.(ds)

Sumber : Radar Bojonegoro, hal. 30
Tanggal : 17 Maret 2015

Share:
[addtoany]