Setelah Rugi, Perhutani Raih Laba Kuartal II

IMQ21.COM (8/8/2017) | Perum Perhutani membukukan laba pada kuartal II 2017 sebesar Rp316,23 miliar, dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya merugi sebesar Rp383,89 miliar.

“Kinerja keuangan yang positif sampai dengan kuartal II tahun ini didukung upaya transformasi bisnis yang dilakukan, penurunan biaya pokok penjualan, dan biaya usaha,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M. Mauna, di Jakarta, Selasa (8/8).

Ia melanjutkan, keberhasilan tersebut bagian dari rangkaian transformasi bisnis yang tengah dilakukan Perhutani.

“Pada saat saya masuk ke Perhutani sekitar 2016, kondisi perusahaan beberapa tahun terakhir menunjukan kinerja yang terus memburuk dari sisi kinerja keuangan, operasional, serta kualitas sumberdaya hutannya. Dan 2016 adalah tahun yang sulit,” tambahnya.

Untuk memperbaiki kinerja perusahaan, ia menetapkan lima tahapan transformasi, yaitu Situation Analysis, Management Change, Emergency Actions, Business Restructuring, serta terus mendorong tercapainya kondisi normal menuju pertumbuhan yang fokus pada aspek keuangan, operasi, organisasi, dan SDM.

“Selama satu bulan pertama memimpin perusahaan, saya menjalankan transformasi tahap pertama dengan melakukan asesmen singkat kinerja perusahaan dengan bertemu berbagai stakeholders internal, yaitu seluruh perwakilan dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) unit manajemen terkecil di Perhutani dan stakeholder eksternal termasuk dengan para mitra kerja,” paparnya.

Tujuannya adalah pembenahan komprehensif guna menghindari merosotnya kinerja perusahaan.

Selanjutnya, manajemen harus menyelamatkan arus kas perusahaan, mendorong peningkatan penjualan produk terutama menghabiskan persediaan yang tertumpuk tiga kali dari normalnya, efisiensi biaya melalui program CRP, dan efektif aktivitas melalui tools seperti PICA dan PDCA, serta sinergi anak usaha.

Saat ini, Perhutani memasuki tahap restrukturisasi bisnis. Langkah ini dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu revitalisasi existing business dan pengembangan bisnis baru.

Namun, dari sisi pendapatan belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani.

Sumber :  imq21.com

Tanggal : 8 Agustus 2017