Kabupaten Semarang terkenal dengan slogan ”Surganya Jawa Tengah”, kaya akan aset wisata dan budaya. Terlebih potensi yang dahulu terpendam, kini terus bermunculan. Yang membanggakan, masyarakat lokal mulai memiliki kesadaran dan berperan sebagai perencana dan pelaksana bagi kemajuan desa. Salah satunya, warga Desa Kemawi Kecamatan Sumowono. Mereka berkeinginan mengangkat potensi wisata Grojogan Klenting Kuning di lereng Gunung Ungaran, 1 km dari jalan raya Sumowono-Limbangan sebagai objek wisata.
Inisiatif warga langsung mendapat respons dari Pemkab Kabupaten Semarang. Tri Subekso dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata pun bersama warga survei langsung ke lokasi calon objek wisata tersebut. Di areal Grojogan Klenting Kuning, para pemuda yang didukung Tim KKN I Undip mulai menata lokasi. Semak belukar yang menutupi dibersihkan. Bangku dari bambu juga mulai dipasang.
Bertempat di lokasi, Tri Subekso mengajak para pemuda agar menjadi barisan terdepan dalam mengembangkan objek wisata baru ini. ”Di tempat inilah kami akan membangun cita-cita untuk maju. Persiapan bisa dimulai dari sekarang, nantinya sebagai perencana, pelaksana dan penerima manfaat adalah masyarakat Desa Kemawi sendiri,” ujarnya.
Harapannya, pihak desa segera melakukan koordinasi dengan Perum Perhutani selaku pemilik kawasan hutan perlu dijalin kemitraan yang saling menguntungkan. Terlebih, dengan dijadikan sebagai kawasan ekowisata dengan masyarakat sebagai pengelola, upaya kelestarian hutan dan konservasi alam akan semakin berhasil.
Pembentukan Pokdarwis
Kesadaran warga untuk memajukan desa lewat potensi wisata segera ditindaklanjuti Pemerintah Desa Kemawi. Pada tanggal 7 Februari 2012, dilangsungkan acara rembug warga untuk membahas persiapan pengembangan wisata. Kades Kemawi Sunyoto, mengajak warga mendukung penuh upaya mengangkat potensi Grojogan Klenting Kuning menjadi tempat wisata. Dalam acara tersebut, Mediarso Tri Soelistyo selaku Pamong Budaya Sumowono menekankan arti penting Sapta Pesona.
”Suasana aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan hendaknya diterapkan dalam pengelolaan wisata ini. Peran Pokdarwis sangat diperlukan untuk mewujudkannya,” terangnya. Pada akhir acara, peserta yang hadir bersepakat membentuk organisasi Pokdarwis dengan nama Klenting Kuning yang diketuai Pujiono.
Nama Klenting Kuning diperoleh warga setelah melihat keelokan air terjun yang berbeda dari objek serupa lainnya. Air terjun dengan tinggi 20 meter ini terlihat berwarna kuning keemasan. Kondisi alami seperti ini terjadi karena tebing yang berwarna kekuningan. Di bawah terdapat kolam renang alam yang cukup layak untuk berendam para wisatawan. Warga juga berharap, pengembangan wisata baru akan mendorong upaya pemberdayaan masyarakat, seperti pembuatan suvenir, kuliner, dan homestay. (61), -Tria Siswandi, aktivis Perkumpulan Salunding
Suara Merdeka :: 09 Februari 2012, Hal. 24