Hutan Jawa berkibar, tutupan hutan melebar. Hutan yang dikelola Perhutani arealnya tetap, hanya 18% luas Jawa. Bagaimana memenuhi luasan tutupan hutan minimal 30% luas daratan agar daya dukung dan fungsi ekologis di Jawa seimbang. Salah satu komitmen Perhutani mendukung percepatan luas tutupan hutan adalah mendorong pembangunan hutan rakyat dengan menggandeng BUMN lain untuk bersinergi.
Pada Kamis hari 14 Juni 2012, Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto dan Direktur Teknik dan Pengembangan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Persero Tbk, Joko Saputro, melakukan penutupan penanaman pohon program sinergi BUMN yang dipusatkan di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Secara keseluruhan telah ditanam sebanyak 595.477 pohon dengan luas 680 Ha tersebar di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Serang dan Banten 133.400 pohon seluas 200 Ha; Kabupaten Bogor Jawa Barat 330.000 pohon seluas 300 Ha; Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur 132.077 pohon seluas 180 Ha.
Kegiatan penanaman merupakan tindak lanjut kerjasama lingkungan melalui pembangunan hutan Rakyat oleh Perhutani dan PGN yang ditandatangani pada 21 Desember 2011 lalu. Kegiatan ini juga bagian dari komitmen BUMN mensukseskan program SATU MILYAR POHON dalam rangka Indonesia menurunkan emisi karbon dunia.
Bambang Sukmananto menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan hutan rakyat melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam wadah Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR). Dalam kerjasama three partied ini pola pembagian perannya adalah pihak KTHR menyediakan lahan; biaya tanaman tahun pertama oleh PT PGN Persero Tbk; kegiatan perencanaan, pembinaan KHTR, biaya pemeliharaan, pengamatan tanaman oleh Perhutani.
Dengan meluasnya tanaman hutan rakyat dukungan Sinergi BUMN ini, tutupan hutan di luar kawasan Perhutani akan lebih cepat, sehingga fungsi ekosistem di pulau jawa akan stabil. Selain mempercepat recovery lahan-lahan kritis sekaligus akan meningkatkan daya dukung lingkungan dan perekonomian masyarakat. Perhutani berkepentingan mendukung bisnis hutan rakyat ini karena: (1) Keterbatasan modal masyarakat desa untuk membangun hutan rakyat di lahan milik, (2) Teknik silvikultur hutan rakyat belum bagus, (3) Kontinuitas pasokan industri kayu dari hutan rakyat kurang terjamin (4) sistem tebang butuh oleh masyarakat
Fasilitasi Perhutani untuk membangun hutan rakyat adalah melalui : pembuatan tanaman dengan teknik silvikultur intensif; terminal kayu rakyat; kerjasama industri pengolahan kayu rakyat. Sukmananto menambahkan bahwa masyarakat melalui KHTR akan menerima trasfer keahlian manjemen hutan sesuai prinsip pengelolaan hutan secara lestari, pemanfaatan kayu pada saat umur daur, akses pemasaran, bahkan dalam jangka panjang dapat membangun industri, sehingga kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat.
Selama tahun 2011 telah ditanam pohon khusus untuk program satu milyar pohon, sebanyak 102.579.306 pohon seluas 67.638 ha, dengan rincian di dalam kawasan hutan 96.608.478 pohon seluas 61.638 Ha dan di luar kawasan hutan Perhutani sebanyak 5.970.828 pohon seluas 6.000 ha. Sedangkan melalui sinergi BUMN, PT PGN telah menanam 216.500 pohon dengan luas 1.038,5 Ha. Belum termasuk BUMN lainnya yang telah bekerjasama dengan Perhutani. Saat ini telah disiapkan untuk kerjasama dengan PT PGN lahan untuk hutan rakyat di Serang seluas 350 ha, di Bogor seluas 400 ha, Sukabumi seluas 410 ha dan Garut seluas 300 ha .
Perhutani sendiri rata-rata menanam 200 juta pohon setiap tahunnya di kawasan hutan Negara di Jawa untuk kepentingan produksi, konservasi di Kawasan Perlindungan Setempat guna kestabilan ekologi pulau Jawa. Hutan Jawa saat ini rata-rata menyerap emisi karbon 150 milyar ton CO2 equivalent dan nilai ini akan terus dapat ditingkatkan apabila luas tutupan hutan Jawa meningkat.
Humas Perhutani