Sosialisasi Mendongkrak Transaksi Lelang Kayu Online Hingga 63,2%

Lelang kayu jati bundar (log) secara online di awal Maret cukup sukses. Ini terlihat dari angka-angka transaksi yang disampaikan pengelola situs lelang iPasar. Lelang kayu yang digelar Selasa (1/3) lalu, mencatat transaksi Rp 304.626.860. Ornzet ini naik 63,2% dibanding omset lelang terakhir yang digelar 22 Desember 2010 dengan nilai transaksi Rp 186.582.351.
Tak hanya dari sisi nilai, volume lelang juga meningkat. Volume transaksi pada lelang 1 Maret 2011 mencapai 87.988 m3, naik 52,35% dibandingkan volume Desember 2010 sebesar 57,752 m3. “Dari sisi penyerapan, lelang 1 Maret terjual 100% alias sold out,” ujar Mindo H. Sitorus, Komisaris PT iPasar, kepada KONTAN, Kamis (3/3).
Mindo mengatakan kenaikan kinerja lelang tersebut tidak terlepas dari program sosialisasi yang gencar dilakukan iPasar. Menurut Mindo, lelang kayu yang dilakukan Desember lalu tidak menggembirakan. Tingkat penyerapan kurang dari setengah pasokan. “Pembeli masih terbiasa pada mekanisme tradisional, jadi gagap ketika lelang di iPasar,” jelas Mindo.
Melihat kondisi itu, iPasar kemudian gencar berpromosi. Tak jarang iPasar melatih kelompok pembeli untuk memahami teknologi dan mekanisme lelang. iPasar juga turut membantu pengadaan infrastruktur lelang, seperti komputer dan jaringan internet. “Efeknya, semakin banyak kelompok pembeli yang sudah familiar dengan iPasar,” kata Mindo menjelaskan strateginya.
Ada keuntungan membeli kayu di pasar lelang, yaitu lebih hemat. Menurut Aldo Nagata, Staf Logistik iPasar, pada lelang online pembeli tidak perlu membayar retribusi daerah. Berbeda dengan lelang fisik, pembeli disyaratkan membayar retribusi daerah ketika ikut lelang di tempat pelelangan kayu (TPK).
Dari setiap transaksi lelang, pembeli wajib membayar retribusi daerah sebesar 3,5%. Sementara dalam lelang online pembeli cukup membayar 0,5% untuk biaya lelang iPasar dalam setiap transaksi. “Pembeli bisa untung 3%, jika lelang di iPasar,” terang Aldo.
Walaupun lelang 1 Maret lalu laris manis, bukan jaminan harga kayu naik. Harga kayu pada lelang 1 Maret tidak berubah dibandingkan harga di lelang 22 Desember 2010. Harga paket kayu jenis Al dengan jumlah 2 batang dengan volume 0,086 m3 sebesa Rp 118.000. Sedangkan harga paket kayu jenis A2 jumlah 5 batang dengan volume 0,439 m3 sebesar Rp 480.000. Sedangkan kayu jenis A3 jumlah 1 batang dengan volume 0,22 m3 dijual dengan harga Rp 707.000. “Pasokan terjamin, sehingga harga stabil, ” ujar Aldo.
Ketersediaan kayu yang berlimpah itu diakui oleh Sudaryana, Manager Pemasaran Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Menurut dia, kayu siap lelang di unitnya mencapai 3.000 m3. Sebagian besar kayu itu berada di Ciamis, Jawa Barat. “Kalau ada permintaan dari iPasar, kami bisa kirim,” ujar Sudaryana.
Walaupun barang tersedia di Unit III (Jawa Barat), rupanya iPasar mengalami keterbatasan untuk menjangkau daerah itu. Sampai sekarang, tutur Aldo, iPasar baru fokus menggarap pasokan dari Perhutani Unit II (Jawa Timur). Bahkan seluruh sumber kayu di 20 TPK, iPasar baru bisa melayani lelang dari 5 TPK saja.
Aldo bilang, potensi pasar lelang kayu yang dilakukan online itu sangat besar. Namun pihaknya mesti menggarap secara bertahap. Untuk pasar online kayu dari Jawa Barat dan Banten belum bisa dilayani. “Setelah unit III maksimal, kami baru fokus menggarap unit lain,” jelas Aldo.
Nama Media : KONTAN
Tanggal : Jumat, 04 Maret 2011 hal 15
Penulis : Veri Nurhansyah Tragistina

Share:
[addtoany]