Sumber Wuni Hidupi Empat Desa

Radar Malang – BAGI Anda yang hobi berwisata alam, Sumber Wuni bisa dijadikan salah satu tempat untuk menikmati indahnya alam. Sebab mata air yang terletak di Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang ini areanya dipenuhi dengan berbagai sayuran dan pepohonan hijau.

Untuk bisa sampai ke mata air ini, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 1,2 kilometer melalui jalan setapak dari jalan desa. Namun saat menyusuri jalan tersebut, pengunjung dijamin tidak akan jenuh

Pasalnya di sepanjang jalan, pengunjung akan disuguhi berbagai sayuran yang hijau nan subur Mulai brokoli, terong, hingga cabai dan lain-lainnya. Apalagi di lahan sayuran tersebut juga terdapat pohon sengon yang rindang. Sesekali nyanyian berbagai burung juga terdengar merdu
Dan rata-rata tiap sekitar 34 meter, pengunjung akan disuguhi suara gemercik air jernih. Air ini keluar langsung dari dalam perut bumi alias sumber air.

Maka, rasa lelah di perjalanan Anda akan terobati saat tiba di ujung jalan setapak ini. Sebab langsung disambut kejernihan air Sumber Wuni. Sumber ini paling besar dibandingkan sumber lainnya. Di tempat itu juga dibangun bendungan sekitar 5xl0meterdan tingginya mencapai sekitar 1,3 meter.

Bangunan yang diperkirakan didirikan pada tahun 1990-an itu untuk menampung air sumber. Sehingga, aliran air akan lebih punya tenaga saat mengalir, karena jatuh dari ketinggian lebih dari 1 meter.

Tak hanya itu, sekitar 1 kilo-meterdari Sumber Wuni ini juga terdapat bendungan berbentuk segitiga. Bagian kaki sekitar 25 meter, bagian sisi kanan dan kiri sekitar 15 meter, dan panjangnya 17 meter.

Bendungan ini disebut warga setempat dengan nama Sumber Endong yang airnya juga digabungkan dengan Sumber Wuni untuk irigasi empat desa. Yakni Desa Tanggung, Undaan, Turen, dan Sedayu. Total lahan yang diairi sumber ini mencapai sekitar 421 hektare yangtersebar di empat desa. Hanya saja saat musim kemarau, irigasi lahan pertanian dilakukan secara bergiliran.

Karena debit air sumber tersebut beikuranghingga 50 persen di musim kemarau. Jika musim hujan, sumber itu mampu menghasilkan air 500 liter per detik. “Kalau jumlah total sumbernya hingga 30 titik. Tapi yang paling besar ya dua itu (Sumber Wuni dan Sumber Endong),” kata Siswoko, Kepala UPTD Sumber Daya Air dan I rigasi area Turen d i sela-sela mendampingi tim Jelajah Patirtan dari Jawa Pos Radar Malang, Dinas Pengairan Kabupaten Malang, Perum Perhutani KPH Malang, PDAM Kabupaten Malang, dan Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya pada Selasa (23/9) lalu.

Menurut dia, tanaman yang di tanam waktu musim kemarau juga tidak bisa sama dengan musim hujan. Terutama musim puncak kemarau seperti saat ini. Sehingga, warga tidak semuanya menanam padi, tapi juga menanam palawija. “Kita petakan dulu, misalnya untuk daerah agak tinggi. Permukaan tanah dengan irigasi dan letaknya jauh dari pusat sumber air, kita kasih saran untuk tanaman palawija,” ungkap pria yang sudah satu tahun ditugaskan di Turen itu.

Apalagi di musim kemarau seperti saat ini, tanah akan lebih banyak menyerap air Sehingga, saat sampai d i lahan pertanian warga, debit airnya akan berkurang. “Karena jarak yang dialiri sumber ini hingga sekitar 15 kilometer Namun ada juga satu titik sumber yang dimanfaatkan warga untuk air minum secara swadaya,” imbuhnya.

Sementara itu, Staf Produksi PDAM Kabupaten Malang Agus Hartanto menambahkan, dilihat dari jumlah debit air di sumber tersebut sangat potensialuntuk dikembangkan PDAM Kabupaten Malang. Namun hal ini agak sulit dilakukan PDAM. “Karena airnya memang sudah dikhususkan untuk irigasi lahan pertanian. Tapikalau memang masih ada sisa, kami juga siap,” tambahnya. (Im/c2/lid)

Sumber : Radar Malang, hal 29 & 39
Tanggal : 29 September 2015

Share:
[addtoany]