Swedia Dukung Kerjasama Industri Kayu Jati Rakyat Binaan Perhutani

menhut-swediaBRN, Stockholm :  PERHUTANI dan SVENSK SKOGS CERTIFIERING AB (SSC) Forestry Swedia bersepakat kerjasama untuk “Fair Trade Wood From Small Scale Farmers on Java”. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto dan Mr. Klas Bengstsson CEO SSC Forestry pada Selasa (28/5/2013) di Stockholm.
Hadir menyaksikan penandatanganan tersebut Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan dan Ewa Polano Duta Besar Swedia untuk Jakarta.  Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dalam sambutannya mengatakan, ini adalah bentuk komitmen kuat kedua Negara untuk menurunkan angka kemiskinan melalui peningkatan kesejahteraan petani hutan rakyat. Lebih penting lagi, peningkatan perdagangan kayu-kayu legal dan lestari.
Menurut Menteri Kehutanan, ini sejalan dengan strategi pemerintah bahwa kegiatan pembangunan diarahkan pada propoor, pro-job, pro growth dan pro-environment.  Sedangkan kebijakan Kementerian Kehutanan yaitu menyediakan akses kepada masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan, pengembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat guna memaksimalkan fungsi hutan dan mengurangi perubahan iklim global.
Sementara Dubes Swedia untuk Indonesia Ewa Polano dalam pidato tanpa teks di depan tamu undangan menyatakan bangga bisa bekerjasama dengan Perhutani yang dirintisnya beberapa tahun lalu.
Dan penandatanganan kesepakatan ini merupakan agenda parallel rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono ke Swedia pada hari yang sama. Bambang Sukmananto di Stockholm menyampaikan bahwa komitmen Pengentasan Kemiskinan (Poverty Alleviation)  ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan nilai tambah melalui hasil kayu rakyat dengan membangun industri kecil, implementasi sertifikasi  Sustainable Forest Management  standard FSC  dan implementasi Fair Trade skema  Fair Trade Labelling Organization (FLO).
Masyarakat akan terbantu dalam pemasaran kayu hutan jati miliknya, langsung ke pembeli di Swedia atau Eropa lainnya, melalui proses industri yang efisien. Petani akan memperoleh harga terbaik karena berkurangnya intermediaries (perantara), dan lebih lanjut akan meningkatkan kesejahteraan petani hutan (fair trade).  Kegiatan lapangan akan didahului dengan pendampingan proses sertifikasi pengelolaan hutan lestari dan memastikan sustainabilitas dari pengelolaan sumberdaya hutan terjamin.
Selanjutnya menurut Sukmananto, keterlibatan Perhutani merupakan kepedulian entitas korporasi Badan Usaha Milik Negara dalam pemberdayaan masyarakat petani hutan rakyat. Membaiknya kesejahteraan masyarakat khususnya petani hutan rakyat di sekitar hutan negara diharapkan akan mengurangi tekanan pada hutan negara.
Pada saat yang sama, kolaborasi langsung dengan Swedia atau negara Eropa lebih memudahkan pemasaran kayu jati Perhutani yang saat ini tujuh Unit Management (KPH)  telah mendapatkan sertifikat FSC,  langsung ke buyer di Swedia/Eropa.
Sukmananto yakin, kerjasama akan berdampak positif kepada petani hutan rakyat jati di Jawa berupa peningkatan pendapatan, pengetahuan tentang sustainable forest management best practices di tingkat lokal, keberhasilan  poverty alleviation karena kerjasama ini akan diduplikasi di hutan rakyat beberapa wilayah lainnya, sehingga akan mendorong masyarakat menanam hutan di lahan mereka lebih luas lagi.
Pada level lebih luas kerjasama akan meningkatkan transaksi perdagangan antara negara Swedia dan Eropa lain dengan Indonesia dan diharapkan dapat mengurangi defisit perdagangan Indonesia Swedia saat ini. (Andi S/rel/WDA)
Sumber  :  http://rri.co.id/index.php/berita/54790/Swedia-Dukung-Kerjasama-Industri-Kayu-Jati-#.UaWdHFLUniQ
Tanggal  : 28 Mei 2013

Share:
[addtoany]