Tangani Dengan Cepat

PIKIRAN RAKYAT, PURWOREJO (21/6/2016) | Jumlah korban jiwa dalambencana banjir dan tanah longsordi 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah, hingga Senin (20/6/2016) bertambah menjadi 47 orang. Selain itu, 15 orangmasih dinyatakan hilang.
Presiden Joko Widodo meminta kementerian dan lembaga terkait untuk menanggulangi bencana tersebut secara cepat

Kemarin, tim SAR gabungan – baik dari unsur sukarelawan, TNI, polisi, BPBD, maupun masyarakat- dikerahkan untuk mencari 12 korban yang diperkirakan masih tertimbun di dua titik longsor, yakni di Desa Caok Kulon, Desa Karangrejo, dan Desa Donorati, Kecamatan/-Kabupaten Purworejo. Tim SAR juga masih mencari tiga korban longsor di Desa Sampang, Kecamatan

Sempor, Kebumen.

Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono -sekaligus koordinator pencarian korban longsor di dua kabupaten tersebut- mengungkapkan, hingga kemarin, sudah 33 korban yang ditemukan di lokasi longsor Desa Caok dan Desa Donorati, Purworejo. “Di Donorati, hari ini (kemarin), sudah kami temukan enam korban dalam keadaan meninggal dunia. Di Caok, anak kecil bernama Setyowati telah kami temukan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Agus melalui sambung-an telefon seluler. Dengan demikian, tinggal 12 korban bencana tanah longsor di dua lokasi longsor tersebut yang belum ditemukan.

Ia mengatakan, sejak kemarin, tim SAR mendapat bantuan empat ekskavator dari Pemda Purworejo serta lima alkon (mobil pemancar air). Sebelumnya, tim hanya menggunakan peralatan manual, seperti cangkul, sekop, dan selang air. “Bantuan alat berat diharapkan akan memudahkan tim bekerja di lapangan,” tuturnya.

Agus menjelaskan, luas titik longsor di Desa Caok mencapai 3 hektare dengan kedalaman material timbunan mencapai 10 meter. Saat ini, tim masih menggali timbunan tersebut. “Di Caok, berarti masih 5 lagiyang belum ditemukan, sedangkan di Donorati ada 7 orang,” ujarnya. “Hujan deras diprediksi masih bakal terjadi sehingga kami tetap minta kepada warga untuk mewaspadai kemungkinan bencana susulan.” Sementara. itu, di titik longsor

Dusun Semampir, Desa Sampang, Kecamatan Sempor, Kebumen, tim SAR kembali menemukan satu jenazah. Dengan demikian, tinggal 3 korban yang masih belum ditemukan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kebumen Muhyidin mengungkapkan, korban terakhir yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia atas nama Sari (35). Dua korban yang ditemukan tewas sebelumnya adalah Sarimun (40) dan Poniyem (50). Sementara tiga korban yang diduga masih tertimbun adalah Sanrustin (55), Marsiyem (50), dan Sutinem (25). Ia mengakui, tim evakuasi cukup kesulitan karena pencarian hanya bisa dilakukan dengan peralatan ma-nual. Alat berat tidak dapat memasuki lokasi-bencana.

Bupati Kebumen Yahya Fuad menetapkan wilayahnya dalam status darurat bencana. Oleh karena itu, upaya penanganan akan terus dilakukan hingga setidaknya lima belas hari ke depan. Jumlah titik bencana cukup banyak, tersebar di 14 desa.

Banjir bandang

Bencana banjir bandang di Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, menyebabkan 600 warga terisolasi. Mereka bermukim di tiga grumbul. Akibatnya, selama dua hari terakhir, penyaluran bantuan logistik belum bisa dilakukan.

Kepala Desa Watuagung Su-gjto menuturkan, ketiga grumbul yang terisolasi itu adalah grumbul Karangjambe, Kedungeyang, dan Plandi. “Seperti yang terjadi di grumbul Karangjambe, warga harus berjalan kala sejauh dua kilometer melewati hutan untuk mencapai grumbul terdekat” katanya, kemarin. Selain itu, sudah dua hari kondisi grumbul gelap gulita. Kincir air yang menjadi satu-satunya sumber listrik bagi penerangan warga- hanyut terbawa arus banjir.

Berdasarkan laporan, sebanyak 18 rumah rusak berat, bahkan beberapa di antaranya roboh. Setakat kini, warga masih berusaha bertahan dengan logistik seadanya. “Dari laporan yang kami terima, bantuan logistik baru berasal dari kantor Perhutani terdekat. Untuk saat ini, logistik masih ada di balai desa. Rencananya, siang ini (kemarin), akan disalurkan ke wilayah yang terisolasi tersebut.” ujarnya. Dia berharap ada alat berat yang bisa digunakan untuk membersihkan material longsor yang menimbun sejumlah akses jalan utama menuju lokasi tersebut.

Koordinator Taruna Siaga Bencana Banyumas Heriana Ady Candra menjelaskan, hingga saat ini, bantuan logistik yang datang berasal dari Badan koordinasi Wilayah (Bakorwil) III berupa beras 10 kantong, mi instan, air mineral, lauk kalengan, dan minyak goreng.

Hujan deras yang terjadi pada Sabtu (18/6/2016) menyebabkan bencana di sejumlah titik di Banyumas. Selain longsor, banjir bandang juga melanda Desa Kemiri dan Desa Selandaka (Kecamatan Sumpiuh) serta Desa Buniayu (Kecamatan Tambak).

Gerak cepat

Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, dan Badan Nasional Penang-gulangan Bencana (BNPB) menangani bencana longsor di Jawa Tengah dengan cepat. Masyarakat juga diimbau waspada menyikapi cuaca ekstrem yang belakangan terjadi.

“Presiden memerintahkan sejumlah menteri untuk melakukan penanganan secepatnya, berkoordinasi dengan pemda setempat. Kejadian ini sangat . mendadak, tak diprediksi, sampai jatuhnya korban jiwa,” kata Staf Khusus Presiden Johan Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (ao/6/2016).

Dia mengatakan, presiden meminta pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk segera mengetahui apa yang perlu dilakukan. Johan mengatakan, presiden juga meminta masyarakat waspada karena cuaca ekstrem diprediksi terjadi hingga 22 Juni 2016.

“Ada sejumlah wilayah yang punya curah hujan yang cukup tinggi, kemudian juga angin puting beliung, berpotensi di sejumlah daerah. Oleh karena itu, warga diminta waspada,” kata Johan. Namun, hingga kini, belum ada kepastian Jokowi akan mengunjungi lokasi bencana di Jawa Tengah. (Arie C Meliala, Eviyanti)***

Tanggal : 21 Juni 2016
SumberĀ  : Pikiran Rakyat

Share:
[addtoany]