Tanjung Pasir Akan Disulap Jadi Lokasi Konservasi Alam Ekowisata Mangrove

MERAHPUTIH.COM,  TANGERANG (25/9/2016) | Kawasan Pantai Tanjung Pasir akan dijadikan sebagai lokasi wisata mangrove. Untuk merealisasikan rencana tersebut saat ini tim khusus yang terdari dari berbagai intansi seperti Disporbudpar, Dinas Kelautan dan Perikanan, Perhutani serta berbagai stakeholder lainnya tengah membuat masterplan lokasi wisata mangrove tersebut.

Langkah yang juga merupakan tindak lanjut dari bergabungnya Kabupaten Tangerang ke dalam Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) ini sangat strategis, mengingat nantinya keberadaan Ekoswisata Mangrove Tanjung Pasir ini selain bisa berfungsi sebagai kawasan konservasi alam karena kawasan vegetasi mangrove memang menjadi benteng alam untuk daerah garis pantai terutama dari deburan ombak yang dapat menggerus pantai juga bisa dijadikan sebagai cara memberdayakan perekonomian masyarakat.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Iskandar Mirsad menargetkan tahun 2017 mendatang sudah bisa dibuatkan Detail Engineering Design (DED). “Mudah-mudahan masterplan untuk lokasi wisata mangrove di Tanjung Pasir bisa segera selesai, sehingga di 2017 nanti bisa dibuatkan DED,” ungkap Iskandar Mirsad kepada merahputih.com, Minggu, (25/9).

Dalam hal ini, kata Iskandar, sebagai tim leader dalam pembangunan ekowisata ini adalah Disporbudpar. Konservasi Alam Ekowisata Mangrove seluas 12 hektar ini juga, kata Iskandar, nantinya akan didirikan tempat-tempat kuliner, serta tempat bermain anak dan pendukung kebutuhan wisata lainnya.

“Yang paling utama kami juga akan menyiapkan lokasi tersebut sebagai sarana pembelajaran terkait mangrove,” katanya.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang Heri Wibowo menjelaskan, dengan pemanfaatan hutan mangrove sebagai habitat beragam biota pesona hutan mangrove semakin mempesona. Apalagi pada beberapa kawasan hutan mangrove juga menjadi daerah konservasi untuk beberapa jenis binatang langka, seperti burung kuntul dan elang.

“Kawasan ini akan sangat menarik bagi masyarakat karena kawasan ini juga menjadi habitat hewan unik seperti kepiting bakau dan ikan-ikan unik yang hanya bisa hidup di kawasan payau hutan mangrove,” pungkasnya. (Wid)

Tanggal : 25 September 2016
Sumber : Merahputih.com