Mengelola hutan di Pulau Jawa dan Madura bukan persoalan mudah. Kenyataan itulah yang harus dihadapi Perum Perhutani yang bertanggung jawab atas 2,4 juta hektare lahan hutan. Pada 1990, perusahaan pelat merah itu berhak mengantongi sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari. Sebuah prestasi, karena saat itu Perhutani adalah penerima sertifikat pertama.
Namun, beberapa tahun kemudian, serti?kat itu dicabut. Ada standar baru yang ditetapkan berupa Forest Stewardship Council (FSC), yang mengatur soal pengamanan hutan tanpa senjata api. Kerja keras pun harus dilakukan. Tidak mudah, karena tingginya tingkat pencurian kayu. Namun, pengamanan hutan tanpa senjata api bisa terealisasi berkat program pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.
Hasilnya, 10 tahun kemudian, serti?kat dari FSC bisa dikantongi dua kesatuan pemangkuan hutan (KPH), yakni KPH Kebonharjo, Rembang, dan KPH Kendal, keduanya di Jawa Tengah. Selain itu, sebanyak 57 KPH sudah menerapkan kebijakan ‘bebas senjata’. “Dengan mekanisme baru, kami telah berhasil mengamankan sekaligus mengelola hutan,” tutur Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, beberapa waktu lalu.
Terang kembali berpihak ke perusahaan yang memiliki sekitar 24 ribu karyawan itu, pertengahan pekan lalu. Indonesia Quality Award (IQA) kembali memanggil Perum Perhutani untuk menerima penghargaan kategori early improvement. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mahmuddin Yasin menyerahkan penghargaan itu kepada Bambang Sukmanto.
Penghargaan IQA diberikan sebagai pengakuan internasional kepada perusahaan yang telah menerapkan kriteria kinerja excellent berbasis Malcolm Baldrige, sebagai bagian proses kajian dan penilaian. “Tahun ini peningkatan kinerja Perhutani sesuai dengan standar Malcolm Baldrige ada di posisi early improvement. Banyak inovasi sistem manajemen tahun sebelumnya yang hasilnya belum kelihatan tahun ini,” ujar Bambang.
Untuk tahun berikutnya, Perhutani bertekad mampu menembus predikat good perfomance dalam standar Malcolm Baldrige. Itu sesuai dengan target dalam key performance indicators (KPI) korporasi.
Nama Media : MEDIA INDONESIA
Tanggal : Kamis, 01 Desember 2011, Hal.8
Penulis : Akhmad Safuan
TONE : POSITIVE