BANDUNG—Target pendapatan penjualan kayu Perum Perhutani Unit III Jabar Banten turun sebesar 38% menjadi Rp197 miliar dari sebelumnya Rp304,5 miliar.
Kepala Seksi Humas Perum Perhutani Unit III Jabar Banten Yovitasari mengatakan target pendapatan tersebut sesuai dengan yang ditetapkan manajemen. “Tahun ini kami menargetkan pendapatan dari bisnis penjualan kayu sebesar Rp197,57 miliar, di mana realisasi pada semester I tercapai Rp72 miliar,” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/7).
Menurutnya, pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai, karena realisasi pemasaran kayu sudah melebihi setengah target yakni 76,8.000 meter kubik, dari total 114.000 meter kubik. Dengan demikian target pemasaran kayu dipangkas dari tahun sebelumnya mencapai 186.000 meter kubik.
Jenis kayu yang dipasarkan berupa jati, mahoni, pinus, acacia mangium, rasamala, dan rimba campur. Daerah pemasaran antara lain Kesatauan Bisnis Mandiri (KBM) kayu Bogor, Cirebon dan kantor unit. Lokasi stoknya tersebar di 14 kesatuan pemangku hutan (KPH) seluruh Jawa Barat dan Banten. “Target bisnis kayu baik pemasaran atau pendapatan tahun ini memang diturunkan,” tuturnya.
Dia menambahkan target pendapatan Perum Perhutani Unit III Jabar dan Banten pada 2013 dari seluruh lini bisnis mencapai Rp765 miliar. Kontribusi pendapatan dari kayu secara keseluruhan hanya menyumbang 24%. Menurutnya, bisnis kayu dipangkas karena lebih besar kerugiannya, seperti akibat pencurian yang mencapai Rp3,7 miliar selama semester I/2013.
Kasus terbesar terjadi di Tasikmalaya, Kuningan, dan Purwakarta. Pendapatan terbesar selain kayu adalah dari gondorukem dan terpentin. “Saat ini bisnis di sektor wisata menjadi andalan di samping agroforestry dan usaha lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, di sektor pariwisata Perhutani pada tahun ini menargetkan pendapatan dari sektor pariwisata tumbuh 20% menjadi Rp30 miliar dari sebelumnya Rp25 miliar. General Manager Ke satuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produk Lainnya (JLPL) Perum Perhutani unit III Jabar-Banten Slamet Winarno mengatakan hingga semester I/2013 pihaknya mengantongi pendapatan 50% dari target perusahaan.
“Untuk menggenjot tingkat kunjungan, terutama ke Kawah Putih, kami terus memelihara jalan agar tetap mulus. Fasilitas umum dan kebersihan pun tetap dipelihara sehingga pengunjung merasa nyaman.
”Dia menyebutkan total kunjungan wisatawan ke objek wisata yang ada di Bandung selatan pada tahun sebelumnya menembus angka 200.000 orang. Namun, pada libur sekolah semester I/2013 turun 20% dari 4.000 orang menjadi 3.000 orang per hari. (k6)
Sumber : Bisnis Indonesia, Pg 26
Tanggal : 18 Juli 2013