TRIBUNNEWS.COM (19/07/2018) | Genggong Go Green mendapat sambutan positif dari ribuan pecinta sepeda ontel dan becak dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka berkumpul di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, demi mengikuti acara mancal bareng bertema Poko’e Mancal, Minggu (15/7/2018).
Even kali pertama di Pesantren Zainul Hasan Genggong itu diikuti lebih dari 6.000 peserta. Ada 2.000 peserta sepeda tua dan sekitar 4.000 goweser dengan sepeda mountain bike, fun bike, road bike, serta becak.
Ribuan peserta itu berasal dari berbagai daerah terutama di JawaTimur. Mereka datang dari Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi. Ada juga yang datang dari Lumajang, Pasuruan, Surabaya, Mojokerto, Malang, dan sejumlah daerah lainnya. Peserta dari Kanada dan Amerika Serikat juga berbaur bersama yang lain.
Demi mengikuti acara ini, di antara mereka ada yang datang sejak Jumat malam (13/7/2018), terutama para pecinta sepeda tua. Maklum, esoknya mereka juga mengikuti Pelantikan Kosti Probolinggo dan Raker Kosti Jatim.
Ada tiga klasifikasi jarak yang ditempuh peserta dalam Genggong Go Green. Kategori pertama adalah Road Bike Trek Mount Bremi dengan rute 30 kilometer, fun bike trek pendek sejauh 13 kilometer, dan mountain bike trek panjang rute 19 kilometer, lalu onthel Goes to Pesantren ke-5. Selain mengampanyekan hidup sehat, dalam kegiatan ini juga dilakukan aksi peduli lingkungan berupa penanaman pohon.
Gus dr Moh Haris, pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong mengatakan, kegiatan ini digelar agar semuanya bisa sadar terhadap pentingnya menjaga lingkungan.
“Tujuan Genggong Go Green untuk mengedukasi terkait kesehatan lingkungan. Peduli terhadap lingkungan itu termasuk mengelola dan mengolahnya dengan baik, serta memasyarakatkan bersepeda,” ujarnya.
Menurutnya, bentuk edukasi dilakukan dengan mengumpulkan segala yang berkaitan dengan sepeda. Itu mulai dari komunitas sepeda onthel tua, mountain bike, road bike, fun bike, termasuk becak.
“Kami juga bekerja sama dengan Perhutani dan PTPN XI untuk mengajak komunitas ini mengenal hutan,” ujarnya.
Gus Haris mengatakan, even itu didukung banyak pihak, termasuk Perhutani, jajaran TNI, dan kepolisian. Menurutnya, ini menjadi kesempatan untuk mengajak masyarakat mencintai alam yang hijau.
“Kami berharap ada kebersamaan antara hijaunya pesantren dalam hal ini Nahdlatul Ulama, hijaunya TNI, dan hijaunya Perhutani. Semua sama-sama menjaga bumi ini demi anak cucu,” ujarnya.
Selain dapat berolahraga, para peserta ini juga disiapkan hadiah utama yang sangat menarik berupa tiga paket umrah. Di samping itu, masih ada ratusan door prize.
Sejumlah undangan yang hadir dalam acara itu juga mendadak menambah hadiah. Pangdam V Brawijaya, Mayjen Arif Rahman, menambah hadiah uang tunai Rp 1 juta untuk pengontel.
Pangdam V Brawijaya, Mayjen Arif Rahman mengaku, baru kali pertama ia melihat ada kegiatan bersepeda, terutama di pesantren yang menjadi satu dari berbagai kelompok bersepeda.
“Setiap minggu di Kodam kami adakan kegiatan bersepeda berkeliling Surabaya. Yang mau bergabung datang langsung. Setelah bersepeda, ada makan gratis,” ujarnya.
Arif mengaku juga akan melaksanakan seperti yang dicanangkan Pesantren Zainul Hasan Genggong. Pesantren mewajibkan para guru di lingkungan Pesantren Zainul Hasan yang jarak rumahnya kurang dari 3 kilometer untuk bersepeda ke kantor.
“Itu demi menjaga lingkungan. Kami juga akan melaksanakan itu, untuk bekerja menggunakan sepeda ke kantor. Kami harap acara ini bisa digelar berkelanjutan,” ujar Arif.
Sumber : tribunnews.com
Tanggal : 19 Juli 2018