TEMPO.CO (5/2/2017) | Anda merasakan kepenatan tiada tara atau bahkan stres di ujung pekan? Obatilah dengan relaksasi alami di destinasi wisata Ujung Aspal, di Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiara Pedes, Purwakarta, Jawa Barat.
Destinasi wisata anyar di ujung selatan Purwakarta itu, memiliki panorama alam yang dihiasi pepohonan jangkung jenis pinus yang berjejer rapi. Hawanya sejuk karena Gunung Burangrang yang berdiri tegak di belakangnya.
Untuk memanjakan para pelancong yang mengunjunginya, destinasi Ujung Aspal yang dikelola Perum Perhutani tersebut, juga dilengkapi dengan tempat duduk dari kayu tradisional khas Sunda dan saung ijuk, serta ayunan tali atau hammock. Ada pula tempat lesehan yang terbuat dari bata merah.
Sentuhan tradisional yang unik lainnya adalah jembatan papan yang berada di antara jejeran rindangnya pepohonan pinus yang bebas dipakai berjalan oleh para pelancong. Semua konten wisata di Ujung Aspal, sangat bagus buat mereka yang menyenangi adegan foto selfie.
Meski berada di Ujung Aspal bukan berarti lokasi destinasi wisata yang oleh pihak pengelolanya disebut Pasir Langlang Panyawangan itu serba susah untuk mencari makanan, minuman ringan atau air mineral, termasuk rokok, sebagai teman bercumbu di hutan pinus.
Sejumlah warung kelontong khas destinasi wisata disediakan pengelola buat mereka yang memerlukan camilan dan minuman dadakan. Pengelola juga tak mengharamkan pelancong membawa berbagai kebutuhannya dari rumah.
Seorang mahasiswa asal Subang, Iqbal, mengaku terpukau dengan kunjungan pertamanya ke Ujung Aspal. “Saya langsung terpesona dan jatuh hati,” katanya. Apalagi, suasana yang ada di Ujung Aspal memenuhi semua hasrat pengunjung kalangan anak muda.
“Pokoknya surprise deh, stres bisa hilang seketika,” kata Deny, kawan Iqbal, menimpali saat berada di lokasi Ujung Aspal, Sabtu pagi, 4 Februari 2017. “Kami pasti kembali dengan agenda camping.”
Hendra, seorang pekerja asal Bandung, mengaku mendapatkan lokasi baru buat istirahat di akhir pekan. “Panorama alamnya menakjubkan dan hawanya sejuk banget,” ujarnya seraya menyeruput kopi hitam dan mengisap asap sigaretnya dalam-dalam
Nandang Mulya Nugraha, seorang petugas pengelola Ujung Aspal, mengatakan mayoritas pelancong yang datang dari kalangan muda-mudi, terutama yang memiliki jiwa petualangan.
“Mereka biasanya berkunjung masa liburan akhir petang,” kata Nandang. Tapi, kalau kalangan pelajar banyak juga yang datang pada saat pulang sekolah. “Kebanyakan berfoto selfie,” ujarnya. (Nanang Sutisna)
Sumber: tempo.co
Tanggal: 5 Februari 2017