Upsus Tingkatkan Produksi Pangan

logo-phtsmallBUSINESS NEWS (27/1/2017) | Program upsus (upaya khusus) yang dibuat Kementerian Pertanian telah berdampak pada pening­katan kinerja peningkatan produksi pangan nasional berupa kenaikan produksi. Harry Priyono, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian menyatakan hal ini, Kamis (26/1).

Berdasarkan angka ramalan II BPS 2016, produksi padi tahun 2016 sebanyak 79,1 juta ton GKG, naik 4,97% dibanding tahun 2015. Produksi ja­gung 23,2 juta ton atau naik 18,1% dibanding angka tetap tahun 2015 sebesar 19,6 juta ton.

Produksi bawang merah mencapai 1,2 juta ton atau 5,74% dibanding tahun 2015 sebesar 1,2 juta ton. Produksi cabai mencapai 2,1 juta ton atau naik 9,95% dibanding tahun 2015 sebesar 1,9 juta ton. Produksi daging sapi/kerbau mencapai 560.000 ton atau naik 3,7% dibanding tahun 2015 sebesar 540.000 ton.

Sedang tahun 2017 kegiatan utama yang di­laksanakan adalah pembangunan 30.000 ambung, pengembangan kawasan/clustering komoditas strat­egis, korporasi petani, pemasaran produk pertanian dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Sedang tahun 2018 difokuskan pada perbai­kan dan pembangunan jaringan irigasi. Perencanaan pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi harus sinergi dengan Kementerian Pe­kerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Gerakan perbaikan/pergantian varietas unggul bermutu dalam upaya meningkatkan produktivitas. Peningkatan implementasi kawasan/clustering.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Gatot Sumarjo Irianto menyatakan tahun 2016 dari rencana pembangunan 2.030 embung yang berhasil direalisa­sikan sebesar 1.714 embung atau 84,42%. Seban­yak 6Q2 unit embung program tahun 2016 yang be­lum terealisasikan akan dipindahkan ke tahun 2017.

Tahun 2017 arahnya adalah optimasi sumber-sumber daya air untuk kegiatan pertanian, baik untuk pembangunan embung, long storage dan dam parit. Selain menggunaka APBN Kementan.juga menggu­nakan anggaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Berdasarkan analisa peta menggunakan GIS ada 4.053.157 ha yang bisa diairi. Setelah dilakukan survei dan investigasi lapangan ditemukan 1.056.670 ha yang bisa diairi. Hasil reviem dan verifikasi Kemendes, PDT dan transmigrasi adalah ada 455.930 ha yang bisa dibi­ayai oleh APBN untuk mendapatkan pegairan.

Dengan jumlah yang bisa mendapatkan pen­gairan sebesar itu diperlukan 7.167 titik bangunan air yang tersebar di 3.827 desa. Bangunan air yang dibi­ayai Kemendes, PDT dan Transmigrasi adalah embung 782 unit, dam parit 1.520 unit, long storage 473 unit. Sedang yang dibiayai APBN Kementan adalah pompa-nisasi 2.901 unit dan saluran air 1.815 unit.

Hasil Sembiring, Dirjen Tanaman Pangan menyatakan tahun 2017 direncanakan tanam padi 19.869.310 ha, jagung 6.046.073 ha dan kedelai 768.226 ha. Penanaman padi dilakukan pada lahan rawa dan lahan kering. Sedang pada lahan irigasi di­lakukan peningkatan indeks pertanaman.

Sedang penanaman jagung di lahan perke­bunan 1 juta ha, lahan Perhutani/lnhutani 300.000 ha, lahan hutan rakyat 100 ha, lahan kering/APL 1 juta ha, lahan tadah hujan 200.000 ha dan pening­katan indeks pertanaman 200.000 ha. Penamaman kedelai di lahan Perum Perhutani/lnhutanni 100.000 ha, lahan kering/APL 300.000 ha, lahan tadah hujan 200.000 ha, lahan rawa 10.000 ha dan peningkatan indeks pertanaman 160.000 ha.

Sedang pengembangan kawasan (clustering) di hortikultura menurut Dirjen Hortikultura, Spudnik Sujono dibentuk kawasan baru bawang merah di luar areal yang selama ini sudah ada seluas 7.000 ha, ka­wasan aneka cabai 15.000 ha, kawasan bawang pu­tih 200 ha, kawasan jeruk 1.568 ha, kawasan buah lainnya 243 ha dan kawasan florikultura 8.852 ha.

Menurut Dirjen Perkebunan, Bambang, ta­hun 2017 programnya adalah pengembangan tana­man karet 5.100 ha; pengembangan tanaman kopi 8.850 ha; pengembangan tanaman kelapa 11.725 ha, pengembangan tanaman tebu 2.000 ha, pengem­bangan tanaman lada 2.680 ha, pengembangan tana­man pala 4.090 ha,pengembangan tanaman cengkeh 4.500 ha, pengembangan tanaman kelapa sawit 500 ha, pengembangan tanaman perkebunan lainnya (ka­kao, teh, kapas, nilai, tembakau) 239 ha. (Sn)

Sumber: Business News, hal. 11

Tanggal: 27 Januari 2017