Wilayah Hutan R. Soerjo Pacet Kini Dihuni Rusa Timor

JAWAPOS.COM (06/11/2018) | Sebanyak empat ekor Rusa Timor dilepas di wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo Pacet, Senin (5/11). Hal itu dilakukan lantaran jumlah populasi cenderung menurun di alam.

Sehingga, rusa endemik asli Indonesia yang memiliki nama ilmiah Rusa Imorensis ini tergolong rusa yang dilindungi. Sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) LHK No. P92/ MENLHK/ SETJENKUM.1/ 8/ 2018.

Kepala Balai BKSDA Jawa Timur, Nandang Prihadi, mengungkapkan, Rusa Timor sudah masuk dalam daftar dilindungi. ’’Dari bulan Juli kita sudah rencanakan itu. Akhirnya, atas beberapa pertimbangan, terpilihlah lokasi ini,’’ paparnya.

Dengan tambahan empat ekor tersebut, total Rusa Timor yang dilepasliarkan jumlahnya sebanyak 10 ekor. Lima ekor jantan dan lima ekor betina. ’’Yang enam ekor sebelumnya sudah dilepasliarkan tanggal 27 Oktober lalu,’’ katanya.

Rusa tersebut semuanya dari hasil penangkaran dan pengembangbiakan lembaga konservasi di Wilayah Jawa Timur.

Rinciannya, empat ekor dari hasil penangkaran kerja sama Perhutani KPH Parengan dam Pertamina EP Asset 4 Cepu di BKPH Malo, Bojonegoro. Dua ekor hasil penangkaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, UPT Pengelolaan Wilayah Hutan (PHW) Nganjuk. Empat ekor hasil pengembangbiakan lembaga Konservasi Taman Satwa Sengkaling UMM Malang.

’’Sebenarnya ada lebih dari 10 ekor yang hendak dilepas. Sayangnya untuk sementara beberapa belum bisa karena tidak lolos kesehatan,’’ jelasnya. Lokasi ini dipilih karena pengelolanya memiliki komitmen yang bagus terkait penjagaan dan pelestariannya.

’’Kita hanya bisa mengelola sampai bulan Desember. Setelah itu, yang menjaga kan harus yang punya lokasi. Kalau yang punya lokasi tak punya komitmen, nanti susah,’’ katanya sembari berharap rusa yang dilepas tidak menjauh dari habituasinya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur, Dewi J. Putriatni, mengatakan, lokasi Tahura Raden Soerjo dipilih berdasarkan banyak kajian.

’’Jadi, sebelum dirilis di sini, sudah dilakukan penelitian. Apakah cukup tersedia makan untuk rusa. Ketinggiannya cocok atau tidak. Ada predatornya atau tidak. Akhirnya, dari hasil penelitian tersebut, lokasi ini cocok untuk habitatnya rusa,’’ jelasnya.

Dewi menambahkan, yang paling utama adalah konservasi. Masyarakat diharapkan lebih paham. ’’Kita semua punya kewajiban untuk melakukan konservasi. Baik flora maupun fauna. Fungsinya untuk pelestarian,’’ paparnya.

Sumber : jawapos.com

Tanggal : 6 November 2018