Wisata Alam Sanjoyo di Lereng Lawu, Terwujud Dari Hasil Iuran Warga

MERDEKA.COM (11/8/2017) | Menjelajahi kekayaan wisata alam di lereng Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar seolah-olah tak pernah habis. Berbagai destinasi wisata berbalut udara sejuk khas pegunungan memanjakan mata tersaji di setiap sudut lereng gunung yang banyak menyimpan cerita misteri spiritual Tanah Jawa.

Nah, belakangan ini yang cukup nge-hits ialah kawasan wisata Alam Sanjoyo. Menempati lahan milik Perhutani seluas 13 hektare, obyek wisata yang masih tergolong baru ini dikembangkan oleh warga Dusun Ngelerak, Desa Segoro Gunung, Kecamatan Ngargoyoso secara swadaya.

Ketika tiba di lereng gunung perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini, wisatawan bisa memilih beberapa spot foto yang ” instagramable”. Ada empat rumah pohon dan satu gardu pandang yang menyajikan hamparan persawahan terasering, hingga lincak bersimbol “love”. Selain itu ada juga tempat arena permainan anak berupa ayunan, lokasi outbound, dan bumi perkemahan.

Sedangkan yang ingin berwisata sehat, kawasan Alam Sanjoyo ini juga menawarkan jalur trekking berupa ratusan anak tangga. Pengunjung bisa mengeluarkan keringat dengan berpayung rindangnya pohon besar milik Perhutani seperti pinus, akasia, dan cemara.

“Dibuka pertama kali saat hari pertama Lebaran kemarin. Lokasinya di Jawa Tengah paling timur, sejajar dengan Taman Balekambang. Kalau mau naik ke puncak Lawu berjarak 10 Km,” kata Koordinator wisata Alam Sanjoyo, Sudiro.

Ihwal berdirinya destinasi Alam Sanjoyo berangkat dari keinginan warga sekitar untuk menggalakkan potensi wisata di desa berketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Bahkan mereka secara sukarela iuran Rp 50 ribu per orang agar destinasi yang penyebutannya diambil dari nama kecil Prabu Brawijaya IV ini bisa terwujud.

“Ada 64 anggota warga Dusun Ngelerak yang terlibat. Iuran awal Rp 50 ribu, nanti per bulan iuran lagi Rp 20 ribu untuk penyempurnaan. Selain itu, kita juga sedang menyiapkan lahan kas desa untuk dibangun pemandian alam terbuka yang airnya berasal Sendang Ngangrung dan Sendang Gedhang Sepet,” papar Sudiro.

Meski masih bersolek, menurut dia, wisatawan sudah mulai melirik wisata Alam Sanjoyo sebagai alternatif berwisata ke Tawangmangu. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengunjung yang mencapai 500 orang pada akhir pekan. Adapun kocek yang harus dirogoh sebesar Rp 5.000 sebagai pengganti biaya parkir.

“Wisata Alam Sanjoyo bukan hanya menawarkan gardu pandang maupun rumah pohon untuk spot selfie, tapi juga wisata sehat. Tempat ini bisa menjadi obat mujarab bagi wisatawan yang ingin lari dari kepenatan dan kesibukan kota,” pungkasnya.

Sumber : merdeka.com

Tanggal : 11 Agustus 2017