Wisata Grajagan Digarap Ulang

BISNISBANYUWANGI.COM (4/5/2017) | EKSOTISME Pantai Grajagan, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, sudah lama “tertidur”. Belakangan, obyek wisata yang pernah “booming” di tahun 1980-an ini, akan dihidupkan kembali. Ditata ulang. Termasuk mengembangkan potensi baru. Salah satunya, goa Jepang. Hotel di kawasan ini juga digarap lagi.

Selain wisata alam, kawasan Grajagan akan dikembangkan menjadi wisata adventure. ” Kita akan garap lagi wisata Grajagan. Kita hidupkan lagi dengan memoles yang sudah ada dan menambah obyek baru,” kata Administratur Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan, Dwidjono Kiswurjanto, pekan lalu.

Menurutnya, kawasan Grajagan memiliki potensi alam luar buasa. Seperti, puncak bukit yang sangat indah. Dari bukit ini, kata dia, bisa melihat perairan selatan yang indah. Apalagi, di malam hari, lalu lalang perahu nelayan di lautan. “Goa Jepang ini juga bagus kita kembangkan. Dari goa, bisa melihat laut lepas yang biru,” jelasnya berpromosi. Apalagi, di bibir pantai Grajagan sudah ada cottages yang sudah tertata.

Ditambahkan, jika dipoles lagi, keindahan kawasan Grajagan tak kalah dengan obyek wisata lain di Banyuwangi. Kawasan ini juga cocok dikemas menjadi wisata petualang. Selain Pantai Grajagan, pihaknya akan mengembangkan potensi lain. Diantaranya, Pantai Wedi Ireng di Pancer, Pesanggaran. Harapannya, seluruh potensi milik Perhutani bisa digarap menjadi obyek wisata. Sehingga mampu mendatangkan retribusi.

“Kita ini dituntut tak hanya mencari penghasilan dari kayu. Tapi, sumber lainnya. Karena itu, kita kembangkan potensi pariwisata,” jelasnya. Untuk mengembangkan pariwisata, kata Dwidjono, pihaknya bisa menggandeng pihak ketiga. Menurutnya, pengembangan potensi pariwisata ini bisa mendatangkan keuntungan lebih cepat. Dia mencontohkan, Perhutani di Jawa Barat yang sukses mengembangkan pariwisata. Kini, pihaknya terus mendata aset Perhutani yang berpotensi dikembangkan menjadi kawasan wisata atau pengembangan aset. Apalagi, kini Banyuwangi cukup gencar mengembangkan potensi wisata. Ditambah lagi, biaya operasional perawatan kayu, kerap membengkak. Hasilnya, lama dan jauh dari biaya yang dikeluarkan.

Sumber : bisnisbanyuwangi.com

Tanggal : 4 Mei 2017